KedaiPena.Com – Saat ini terus saja berlangsung kecenderungan anak yang terus tumbuh menuju usia dewasa, namun tanpa dibekali pemahaman yang baik dan benar dari orangtuanya tentang aspek-aspek penting mengenai proses perkembangan organ-organ reproduksi anak.
Seiring itu, banyak anak remaja yang belum atau tidak tahu bagaimana caranya agar dirinya memiliki orientasi hidup yang baik dan benar. Serta bagaimana cara merumuskan dan mewujudkan impian-impian besarnya atau cita-cita dalam kehidupannya.
Ketua Gerakan Hidup Sehat (GHS) Lidya Bakrie dan Konsultan Keayahbundaan Nanang Djamaludin menyampaikan poin-poin edukatifnya saat tampil di acara Safari Edukasi dan Buka Puasa Bersama  tentang Pendidikan Jelang dan Pasca Akil Baligh (Pubertas) untuk Remaja di RPTRA Gebang Sari Bambu Apus Jakarta Timur.
Pelatihan itu dihadiri oleh para pelajar dari wilayah Kelurahan Bambu Apus dan sekitarnya. Tak Ketinggalan Lurah Bambu Apus, Dodo Supendi SSos, MAP beserta istri hadir dan memberikan sambutan akan pentingnya pelatihan tersebut.
“Minimnya pemahaman yang baik dan benar dari seorang remaja terhadap organ-organ reproduksi atau organ seks bisa berdampak pada rendahnya perlakuan dan perlindungan yang seharusnya dari remaja bersangkutan terhadap organ seksnya sendiri,” ujar Lidya Bakrie yang juga menjabat Managing Director Indonesia Sehat Amira, dihadapan para remaja usia 12-18 tahun yang hadir di RPTRA Gebang Sari yang indah dan asri itu.
Pada banyak kasus, cara pandang dan perlakuan para remaja terhadap organ-organ reproduksinya sendiri menjadi amatlah ‘murah’, yang dapat berujung pada terus melemahnya ‘kebernilaian’ atas fungsi-fungsi biologis dan etis yang melekat pada organ-organ reproduksi milik remaja itu sendiri. Juga bisa berujung pada pelemahan atas kesucian lembaga perkawinan.
“Fenomema tak sedikitnya remaja bau kencur yang sudah melakukan hubungan seks, bahkan sudah hamil di usia amat belia, tanpa ada ikatan pernikahan yang sah sebelumnya, lalu diikuti tindakan aborsi atas kehamilan itu, merupakan gambaran atas lemahnya seorang remaja  bersangkutan dalam merawat dan melindungi kebernilaian organ seksnya sendiri dan kesucian lembaga perkawinan,” jelas Lidya.
Pada kesempatan yang sama, Nanang Djamaludin menggarisbawahi, betapa pentingnya bagi setiap anak memiliki pemahaman yang baik dan keterampilan etik tentang segala aspek yang menyangkut konsep ‘akil baligh’ atau pubertas.
Setiap anak, cepat atau lambat pasti akan mengalami fase akil baligh, yang ditandai dengan ‘mimpi basah’ bagi anak laki-laki dan ‘menstruasi’ (haid) bagi anak perempuan.
“Akil baligh atau pubertas merupakan titik tolak penting kehidupan anak menuju kedewasaanya. Dimana saat masa aki baligh itu tiba, maka para malaikat pun mulai sibuk mencatatkan perbuatan bernilai pahala dan dosa yang dilakukan oleh anak remaja yang bersangkutan,” ujar Nanang yang juga Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) itu.
Dari situlah, menurutnya, sangat penting bagi setiap anak menjelang memasuki usia akil baligh untuk memperoleh pembekalan pemahaman bagaimana caranya memiliki  orientasi hidup yang baik dan benar. Dan bagaimana caranya merumuskan mimpu-mimpi besar dan cita-cita berdasarkan passionnya sendiri. Serta bagaimana cara membuat peta jalan yang memudahkan perealisasian secara nyata cita-cita rersebut.
“Fenomena munculnya gank-gank motor beranggotakan para remaja,  yang melakukan aksi-aksi brutal bergerombol lewat serangan acak memakai senjata tajam terhadap siapapun yang ditemui, sebagaimana terjadi beberapa waktu lalu di pelbagai tempat di sekitar Jabodetabek, menunjukkan betapa memang banyak anak remaja yang tidak diberikan pemahaman oleh orangtua dan para pendidiknya bagaimana caranya menentukan sebuah orientasi hidup yang baik dan benar sejak dini serta  berkelanjutan,” jelas Nanang.
Untuk itu, ungkap Nanang, modul Pelatihan Jelang dan pasca Akil Baligh untuk Remaja yang dirancang oleh JARANAN dan GHS, Â selain berisi materi komprehensif seputar organ-organ reproduksi yang mudah dipahami remaja, Â juga dilengkapi dengan metode merumuskan dan merealisasikan cita-cita secara efektif oleh para remaja.
Sehingga materi dalam modul sangat penting untuk diketahui para remaja, tentunya juga untuk para orangtua dan guru yang peduli terhadap masa depan kehidupan generasi harapan bangsa.
“Mari adik-adik semua, Â sekarang kita coba berlatih cara merumuskan cita-cita yang sesuai passion kalian, dan bagaimana cara merealisasikannya secara efektif! ” ajak Nanang sore itu kepada peserta pelatihan remaja di RPTRA Gebang Sari sambil memandu mereka lewat praktik latihan yang mengasyikkan, sampai terdengar azan maghrib waktu berbuka puasa bersama dimulai.
Laporan: Galuh Ruspitawati