KedaiPena.com – Menyikapi hasil survei Litbang Kompas, yang menyatakan pengaruh Presiden Jokowi bakal dominan di Pilkada 2024, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai hal tersebut wajar, mengingat Jokowi saat ini masih berstatus sebagai Presiden.
“Karena posisi Jokowi saat ini sebagai Presiden. Wajar kalau kemudian preferensi politik pemilih lebih condong ke mereka yang dekat atau didukung Jokowi. Karena partanyaan surveinya ‘jika pilkada dilakukan saat ini’. Sementara saat ini yang jadi Presiden adalah Jokowi,” kata Adi, Senin (24/6/2024).
Tapi, Pilkada 2024 akan berlangsung setelah pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada bulan Oktober 2024. Dan, menurutnya, hal tersebut akan mempengaruhi preferensi politik pemilih. Figur sentral nantinya bukan lagi Jokowi melainkan Prabowo.
“Per 20 Oktober kepemimpinan berubah. Prabowo dilantik jadi presiden. Sementara tanggal pencoblosan pilkada serentak itu 27 November. Itu artinya, sebulan jelang pilkada preferensi politik pemilih bisa berubah total dan yang jadi figur sentral adalah Prabowo Subianto di pilkada, bukan lagi Jokowi,” ujarnya.
Adi menyatakan pemilih nantinya akan condong pada calon yang terasosiasi oleh Prabowo. Sehingga Prabowo effect justru yang akan lebih dominan saat berlangsungnya Pilkada 2024.
“Bisa dibuktikan, seminggu atau dua minggu setelah Prabowo dilantik, saya meyakini pemilih akan condong akan memilih calon yang terasosiasi atau didukung ke Prabowo. Jadi, saat pencoblosan pilkada justeru Prabowo effect yang lebih dominan,” pungkasnya.
Disampaikan, Litbang Kompas merilis survei mengenai keterkaitan pemilihan calon di Pilkada 2024 dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebanyak 54,3 persen masyarakat mempertimbangkan calon yang memiliki hubungan dengan dengan Jokowi.
Survei ini dilakukan pada 27 Mei hingga 2 Juni 2024 melalui wawancara tatap muka. Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error kurang lebih 2,83 persen.
Responden diberi pertanyaan ‘Dalam memilih kepala daerah, apakah Anda mempertimbangkan untuk memilih calon yang memiliki hubungan kedekatan dengan Presiden Jokowi?’. Hasilnya sebanyak 54,3 persen menjawab ‘ya, mempertimbangkan’.
Laporan: Ranny Supusepa