KedaiPena.Com – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Deden Deni mengaku tidak sepakat dengan hasil survei Asian Development Bank (ADB) yang menyebut sebanyak tiga puluh juta pelaku UMKM di Indonesia mengalami kebangkrutan imbas Covid-19.
“Di awal-awal mengalami penurunan. Karna di masa pandemi, ada beberapa pelaku usaha yang mengadukan atau menyatakan tidak bisa berjualan lagi. Hal tersebut karena memang Pembatasan aktivitas,” ujarnya, kepada KedaiPena.Com, Kamis, (22/4/2021).
Meski demikian, ia melanjutkan, akan selama 3 bulan masa-masa recovery, jumlah UMKM di Tangsel naik drastis
dari masa sebelum pandemi.
“Begitu pula Dinas juga sudah memberikan seperti bantuan usaha mikro, pelatihan-pelatihan digital marketing. Lalu memberikan akses kepada pasar, pelatihan untuk adaptasi kepada konsumen,” terangnya.
Oleh sebab itu, Deden menjelaskan, sebetulnya cenderung malah naik bukan turun. di Tangsel sendiri, kurang lebih ada 70 ribu UMKM yang naik.
“Saya kira orang-orang pelaku UMKM disini (Tangsel) termasuk inovatif dan kreatif, seiring waktu mereka mulai bangkit lagi usahanya,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan Asian Development Bank (ADB) mengeluarkan survei sebanyak tiga puluh juta pelaku UMKM di Indonesia mengalami kebangkrutan imbas Covid-19, dipertengahan 2020.
Menanggapi hal ini Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Cabang Kota Tangsel Andrie Wisnu turut bicara mengenai hal ini.
“ADB melakukan survei yang melibatkan 1200 responden. Terlepas akurasi seperti apa, hal ini adalah suatu alarm buat Pemkot Tangsel dan para komunitas UMKM,” ujarnya saat diwawancara KedaiPena.Com, Senin (19/4/2021).
“Informasi ini pun paling tidak
menjadi sebuah pengingat untuk
pemerintah pusat, pemerintah
Daerah dan komunitas UMKM
termasuk asosiasi,” jelasnya.
Laporan: Sulistyawan