KedaiPena.Com – Setidaknya dua pejabat di Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub menerima kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) berisi uang ratusan juta dari Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan.
“Iya, menerima ATM pada Juli 2017, saat saya mau pindah ke Surabaya,” kata Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya, Mauritz HM Sibaran, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (4/12).
Mauritz bersaksi untuk terdakwa Adi Putra Kurniawan yang didakwa menyuap Dirjen Hubla Kemenhub Antonus Tonny Budiono Rp2,3 miliar terkait pelaksanaan pekerjaan pengerukan pelabuhan dan Surat Izin Kerja Keruk (SIKK).
Dalam dakwaan disebutkan, Adi Putra Kurniawan membuka beberapa rekening di Bank Mandiri menggunakan KTP palsu dengan nama Yongkie Goldwing dan Joko Prabowo. Tujuannya, dapat diberikan kepada orang lain, anggota LSM, wartawan, preman di proyek lapangan, rekan wanita, dan beberapa pejabat di Kemenhub.
Mauritz adalah salah satu pejabat yang menerima uang dalam ATM tersebut. Penerimaan itu terjadi pada Juli 2017, kala dia menjabat Direktur Kepelabuhan dan Pengerukan Ditjen Hubla. Kini, dia dipindah menjadi Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak.
“Saya ambil Rp88 (juta). Tapi, sudah saya kembalikan ke KPK. Lalu, ATM-nya saya buang,” ungkap Mauritz. Saat itu, dia mengetahui saldo di dalam ATM sekitar Rp100 juta.
Ketika pemberian, Mauritz mengenal Adi Putra dengan nama Yeyen. “Pak Yeyen kasih ATM ke saya untuk bantuan saya pindah ke Surabaya, karena uang untuk pindah saya terlambat,” tambah Mauritz.
Pemberian itu juga bukan yang pertama kalinya. “Dulu pernah diberikan 2014, tapi saya tolak, karena tidak berani. Nah, yang kedua, saya terima bantuannya, karena untuk pidah, bukan terkait yang lain,” tambahnya.
Pejabat Kemenhub yang menerima ATM dan mempergunakannya adalah Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Pulang Pisau Otto Patriawan. “Saat itu, pekerjaan perusahaan sedang berlangsung,” jelasnya dalam sidang sama.
Penerimaan ATM dilakukan di daerah Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, saat dia tugas lapangan. “Ada SMS dari beliau, kemudian diberikan ATM untuk kegiatan operasional, karena kita sering ke lapangan dan sebagainya,” ungkap Otto.
Saat itu, isi saldo ATM Bank Mandiri yang diberikan sekitar Rp800 juta. “Digunakan Rp100-200 juta dan sudah saya kembalikan. Sisanya, saya berikan ke PPK Pak Sapril,” tandasnya.