KedaiPena.Com – Bank Danamon melalui Yayasan Danamon Peduli menggelar Jelajah Pasar Nusantara. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian akan eksistensi pasar dan pelibatan masyarakat untuk menjadikan pasar menjadi tempat kreatif, edukatif dan berbudaya.
Kepedulian ini sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2006. Tapi baru pada tahun 2015 melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan pada tahun 2017 melibatkan komunitas.
“Kita sudah mulai melakukan gerakan kepedulian ini pada tahun 2006, tapi sifatnya masih kegiatan ad-hoc. Baru pada 2015, untuk kali pertama kita bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengadakan Festival Pasar Rakyat,” papar Executive Director Yayasan Danamon Peduli (YDP), Restu Pratiwi, saat ditemui KedaiPena.Com di Gedung Menara Danamon Jakarta, ditulis Jumat (7/9/2018).
Restu memaparkan bahwa saat pertama itu, keterlibatan masyarakat masih sangat minim. Dengan melihat keterlibatan yang sangat minim, pada tahun 2016, YDP selain bekerja sama dengan pemerintah daerah juga menggunakan EO.
“Ternyata hasilnya sama saja. Dengan proses learning by doing, akhirnya pada 2017 kami bekerja sama dengan komunitas untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat,” ujarnya.
Mengapa melibatkan komunitas lokal? Ia menjawab karena sebagai penduduk lokal, merekalah yang mengerti tentang kearifan lokal apa saja yang bisa diangkat.
Keprihatinan akan kondisi pasar rakyat saat ini memang menjadi alasan utama dari YDP untuk fokus pada pembenahan pasar.
“Kita harus melihat pada sejarah pasar yang mengandung filosofi yang kuat. Kalau dilihat sejarah pasar, awalnya pasar ini hanya diadakan sesuai hari. Mulai dengan hari sansekerta, pasar pon, legi, kliwon, wage dan pahing,” kata Restu.
Pada perjalanan perkembangan pasar, akhirnya hari pasar disesuaikan dengan penanggalan masehi. Yaitu pasar minggu, pasar senin, pasar rabu, pasar kamis dan pasar jumat.
“Dari sejarah pasar itu, kita bisa melihat bahwa pasar itu bukan hanya tempat transaksi jual beli, tapi lebih pada perekat sosial kemasyarakatan. Atau kita sebut sebagai poros kehidupan,” papar Restu.
Restu juga menegaskan pasar itu juga merupakan ruang publik. Dimana masyarakat bisa berinteraksi.
“Kita lihat, dulu penyebaran agama di lakukan dengan cara wayang. Lokasinya dimana, ya di pasar. Orang bersosialisasi, juga di pasar. Jadi kalau mall-mall sekarang melakukan even untuk keluarga, itu sebenarnya merepresentasikan apa yang dulu dilakukan pasar tradisional,” urainya.
Dengan berkembangnya pusat belanja modern dan pusat belanja online, Restu melihat kondisi pasar yang status-quo ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Karena itu, YDP memutuskan untuk melakukan revitalisasi di pasar rakyat.
“Pemerintah memang melakukan revitalisasi pasar secara fisik. Karena ada patokan umur pasar. Tapi kan bukan hanya fisik yang dibutuhkan. Revitalisasi non fisik juga dibutuhkan. Yang namanya capacity building bukan hanya pada pedagang pasar tapi juga pada pembeli dan pengunjung pasar,” paparnya lebih lanjut.
Restu mengungkapkan dalam melakukan kegiatan revitalisasi ini, YDP berpatokan pada SNI 8152 tahun 2015.
“Ada 44 indikator yang dijadikan tolak ukur sebuah pasar rakyat sejahtera. Nilai nilai yang diangkat antara lain pengelolaan kondisi fisik pasar, kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah hingga masalah hukum. Terkait ini, kami juga bekerja sama dengan BSN,” ungkapnya.
Kebijakan YDP ini menurut Restu sangat didukung oleh pemerintah. Baik pemerintah daerah maupun Kementerian Perdagangan.
Jelajah Pasar Rakyat Banjarmasin
Usai sukses dengan gelaran Jelajah Pasar Rakyat di Pontianak, Lombok dan Magelang, YDP kembali menggelar Festival Pasar Rakyat di Banjarmasin yang menjadi lokasinya.
Restu menyampaikan sama seperti festival yang sebelumnya, Jelajah Pasar Rakyat Banjarmasin ini pun bertujuan untuk mempromosikan pasar rakyat sebagai ruang publik yang kreatif, edukatif dan berbudaya.
“Ada 60 komunitas dan 700 relawan yang terlibat pada acara ini. Kita mulai rangkaian acaranya sejak 19 Agustus lalu hingga 16 September,” kata Restu.
Sementara, Communication &Â Knowledge Management Manager Yayasan Danamon Peduli Ency Mataniary memaparkan ada berbagai rangkaian acara hingga puncak acara yang dilaksanakan di Pasar Terapung Siring.
“Kita memiliki berbagai program dalam festival pasar rakyat Banjarmasin ini. Mulai dari sektor kesehatan, yaitu cek kesehatan, donor darah dan gotong royong membersihkan pasar. Hingga berbagai acara seni dan diskusi dengan pakar,” ungkapnya.
Puncak acara yang akan berlangsung pada 16 September 2018, akan dihadiri oleh Kementerian Perdagangan, Walikota Banjarmasin dan Yayasan Danamon Peduli.
Laporan: Ranny Supusepa