KedaiPena.Com – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menugaskan PT Sarinah Persero untuk melakukan impor beras ketan sebesar 50.000 ton dari Vietnam dan Thailand.
Alasan melakukan impor itu sendiri dikarenakan saat ini ketersediaan stok beras ketan sedang menipis. Tidak hanya itu harga beras khusus ini sendiri juga sedang melambung tinggi.
Halim Revan Siregar (27) salah satu pedagang beras di daerah Jombang, Tangerang Selatan mengakui bahwa saat ini ketersediaan stok beras ketan sedang menipis sehingga harga beras melambung tinggi.
Padahal, lanjut Halim, beras ketan sendiri menjadi komoditas favorit masyarakat karena sangat laku di pasaran dan memang banyak permintaan yang datang.
“Beras ketan ini mulai hilang sendiri juga sejak November. Lalu juga dulu serendah-rendahnya harganya Rp14 ribu per kilo. Dan hari ini Rp21 ribu,” resah Halim.
Dengan kondisi demikian para pedagang, lanjut Halim, para pedagang tidak berani menjual beras ketan. Tidak hanya itu permintaan masyarakat juga turun sejak meningkatnya beras.
“Dulu mah sebulan minimal laku 10 karung, sekarang boro-boro. Saya juga tidak berani menjualnya sekarang,” beber Halim.
Kendati demikian, Halim panggilan akrabnya, mengaku kurang setuju dengan kebijakan impor. Halim menyampaikan hal tersebut lantaran memang produksi beras ketan lokal tidak kalah dengan yang impor. Tidak hanya itu harga beras ketan impor pun sebenarnya juga tidak jauh berbeda dari beras ketan lokal.
“Setahu saya beras ketan itu memang impor dari dulu dari Thailand dan Vietnam. Padahal di sini juga ada produksinya di Subang dan Lumajang, dan masih lebih bagus produk dari sini,” ujar Halim.
Halim pun menyarankan ketimbang pemerintah melakukan impor, sebaiknya mereka dapat memperbaiki segi distribusi beras ketan ini yang kerap menjadi lahan basah bagi para tengkulak.
“Pasti ada permainan dari tengkulak dan pemeritah saat ini tidak mengetahui hal tersebut,” beber Halim saat menyampaikan pandangannya.
Laporan: Muhammad Hafidh