KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI DPR RI, Maruarar Sirait menilai, bahwa utang yang saat ini membebani Indonesia merupakan sebuah bentuk dari konsekuensi pilihan untuk membangun Indonesia.
Seperti diketahui, utang pemerintah sejak masa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertambah cukup cepat. Dalam kurun waktu 2,5 tahun terakhir (hingga Mei 2017), utang yang ditarik sudah mencapai Rp 1.067,4 triliun. Secara total, utang pemerintah Rp 3.672,33 triliun.
“Saya rasa tidak ada orang yang senang berutang, karena utang itu pasti ada kewajibannya. Namun, itu adalah konsekuensi-konsekuensi dari sebuah pilihan,” ujar dia di Jakarta, Sabtu (15/7).
“Karena, saat saya mempunyai kesempatan kunjungan ke daerah, hal itu terjadi seperti di Sumatera utara bagaimana jalan tol itu progressnya luar biasa, pelabuhan-pelabuhan, bandara, di Wamena bagaimana kita melihat perbatasan kita dengan Papua Nugini, ini memang menjadi pilihan-pilihan juga,” ujar dia.
Politikus PDIP ini pun tidak terlalu mempermasalahkan, banyaknya kalamgan yang mencibir keputusan pemerintah tepatnya Presiden Jokowi ini. Menurut dia, itu merupakan bentuk kedewasaan berfikir Jokowi.
“Jika presiden hanya berpikir pragmatis saja dan tidak berpikir menjaga keindonesia dia akan membangun infrastruktur di daerah-daerah yang padat saja misalnya Jawa dan sumatera yang jumlah penduduknya padat,” beber dia.
“Tetapi dia berpikir bagaimana menjaga Indonesia secara utuh, ini adalah soal pilihan, kalau pilihannya hanya pragmatis, hanya hanya kepuasan sesaat, mungkin dia akan bisa kucurkan bantuan-bantuan langsung dan sebagainya yang akan memuaskan rakyat untuk jangka pendek,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh