KedaiPena.Com- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi memastikan pihaknya akan serius dalam memenangkan calon presiden atau capres partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Viva Yoga juga menekankan, bahwa pihaknya selalu belajar dari pengalaman dan kekalahan yang di masa lalu.
Demikian disampaikan Viva menanggapi sikap Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah yang percaya diri dengan koalisi ramping dalam mengusung bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Saat ini, PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura telah menyatakan mendukung Ganjar di pesta demokrasi.
“PAN akan serius berjuang sepenuh hati untuk memenangkan pak Prabowo agar terpilih di pilpres 2024. Dan pasti, belajar dari sejarah kekalahan, itu adalah guru terbaik bagi tercapainya tujuan dan cita-cita,” katanya, Selasa,(15/8/2023).
Viva juga mengingatkan, bahwq setiap waktu dan peristiwa politik memiliki sejarah, aktor, dan konfigurasi politik yang berbeda. Lalu, kata dia, politisi sebagai penulis sejarah politik tentu tergantung kepada individu masing-masing.
“Nanti biarlah sejarah yang akan membuktikan hasil Pilpres 2024. Kalau memakai pendekatan determinisme sejarah, ya pilpres 2014 tidak dapat disamakan dengan pilpres 2024. Insya Allah hasilnya juga akan berbeda,” tegas Viva.
“Lain waktu, berbeda pula aktor politiknya. Lain sejarah, lain hasilnya,” sambungnya.
Sebelumnya, Ahmad Basarah mengaku tak khawatir setelah empat partai politik (parpol) di parlemen mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres di Pilpres 2024.
Keempatnya adalah Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar.
Ia menjelaskan, partainya pernah mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai pasangan capres-cawapres dengan koalisi ramping pada Pilpres 2014 lalu. Namun, bisa mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.
Saat itu, PDIP berkoalisi dengan Hanura, PKB, dan NasDem.
“2014 juga kami ramping, kami menghadapi capres-cawapres yang didukung oleh presiden yang sedang berkuasa waktu itu. Pak Hatta Rajasa kan besannya Presiden SBY pada waktu itu,” kata Basarah di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/8/2023).
“Kami partai-partai yang dihitung oleh para pengamat politik bukan partai besar pada waktu itu, hanya dengan NasDem, PKB, dan Hanura,” sambungnya.
Laporan: Tim Kedai Pena