KedaiPena.Com – Rencana Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ingin melakukan holding jasa keuangan menuai kritik dari anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto.
Menurutnya, rencana ‘holding’ empat bank BUMN (BNI, BRI, BTN, dan Mandiri) yang akan diinduki oleh PT Danareksa (Persero), bakal menemui kesulitan perihal penyatuan kultur dari masing-masing bank tersebut.
“Banyak ‘holding’ yang tujuannnya untuk meningkatkan daya saing, ternyata akhirnya terdelusi oleh masalah kultur yang cenderung destruktif,” ujarnya saat dihubungi‎ KedaiPena.com, Rabu (14/9).
Selain itu, politisi PDIP ini juga menjelaskan, diperlukan seorang leader yang brilian dan berintergritas untuk memimpin holding empat bank BUMN yang sebelumnya memiliki kultur berbeda tersebut.‎
Jika tidak, maka rencana holding yang dibentuk pada akhir tahun 2016 ini akan sia-sia dan berpotensi hancur.
“Ketika holding tersebut tidak mampu menyelesaikan ‘culture shock’, maka yang ada adalah ketidakefisienan dan efektifitas berkurang. Dan akhirnya mendelusi keunggulan bersaing,” jelas Darmadi
“Harus dianalisa mendalam dulu
jangan jadi bumerang. Walaupun menurut saya itu memang bisa meningkatkan daya saing,” tandasnya
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Menteri Rini Soemarno tengah memproses pembentukan induk usaha alias holding company di enam sektor yakni jasa keuangan, jalan tol, energi, tambang, perumahan dan pangan.‎
Pembentukan holding sendiri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi BUMN sejenis.‎
(Prw/Apit)‎