KedaiPena.Com – Politikus PDI- P Darmadi Durianto berharap agar meninggalnya Patmi (48), salah satu dari demonstran penolak pembangunan pabrik semen di Rembang tidak dipolitisir oleh sejumlah pihak.
Demikian disampaikan Darmadi, saat menanggapi meninggalnya Patmi peserta demonstrasi yang turut mengecor kakinya dengan semen di Istana Presiden, sejak Kamis (16/3).
“Jadi gini harus diteliti kembali, ini meninggal ini karena apa? Sebab, yang saya dengar, dia mempunyai sakit jantung sejak dia datang. Kalau memang sakit jantung duduk saja sudah bisa meninggal,” beber Darmadi kepada wartawan di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (24/3).
“Karena memang bisa saja dia meninggalnya karena pembocoran jantung. Sebab kalau sakit ini ya tidak bisa disalahkan karena demo atau Semen Indonesia-nya dong,” sambung Darmadi.
Selain harus dicek soal kesehatannya, kata Anggota Komisi VI DPR RI ini, asal-usul Patmi pun juga perlu ditelusuri.
“Apakah dia memang masyarakat Rembang atau malah dari LSM, karena yang saya dengar dia merupakan warga Pati,” tutur Darmadi.
“Jadi harus dicek ‘how’, siapa yang meninggal dan ‘why’ kenapa meninggalnya. Jangan sampai kasus ini dipolitisasi oleh politisi dan membuat seolah meninggalnya gara-gara demo menutut Semen Indonesia,” pungkas Darmadi.
Seperti diketahui, aksi menyemen kaki yang dilakukan warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) merupakan bentuk protes atas pendirian pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah.
Mereka menuntut Presiden Joko Widodo untuk mencabut izin PT Semen Indonesia dan memastikan tak ada pabrik atau tambang semen di Pegunungan Kendeng.
Aksi tersebut mengakibatkan, Patmi (48), salah satu peserta demontrasi penolakan rencana pendirian dan pengoperasian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, meninggal dunia.
Patmi merupakan salah satu peserta demonstrasi yang mengecor kakinya dengan semen di Istana Presiden, sejak Kamis (16/3).
Laporan: Muhammad Hafidh