KedaiPena.Com – Kepala Bakomstra Partai Demokrat (PD), Herzaky Mahendra Putra menyoroti, pernyataan Forum Pendiri Partai Demokrat yang mengaku menjemput Moeldoko untuk masa depan partai seperti apa yang dilakukan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di 2004.
“Lalu ada pelaku gerakan bernama Bapak Yus Sudarso, menyatakan Apa salahnya kami melakukan ini ? Salahnya adalah upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah melalui Kongres Luar Biasa,” kata Herzaky sapaanya dalam keterangan tertulis, Rabu, (3/2/2021).
Herzaky menjelaskan, kalau Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mau menjadi Capres melalui Partai Demokrat sebaiknya membuat untuk Kartu Tanda Anggota dulu sebagai kader Partai Demokrat.
“Jangan tiba-tiba ingin menjadi Ketua Umum, apalagi melalui Kongres Luar Biasa. Itu saja sudah salah besar. Itu inkonstitusional,” tegas Herzaky.
Herzaky menegaskan, jika posisi dan jabatan Moeldoko saat ini merupakan KSP yang bertugas sebagai stafnya Presiden.
“Tugasnya sekarang membantu Presiden menyelesaikan pandemi dan krisis ekonomi. Jangan malah disibukkan untuk memikirkan pencapresan. Kasihan rakyat, lagi pandemi kok malah memikirkan pencapresan. Kasihan Presiden yang membutuhkan bantuan semua pihak untuk menangani krisis pandemi dan ekonomi,” papar Herzaky.
Herzaky melanjutkan, pengiriman surat Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Presiden Jokowi merupakan buah dari komitmen dan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Untuk saling menjaga hubungan baik dan komunikasi yang lancar,” kata Herzaky.
Herzaky melanjutkan, komitmen ini, dilakukan juga untuk menghentikan tindakan orang-orang yang gemar mencatut dan mengatasnamakan Presiden Jokowi.
“Maupun nama Ketua Umum Partai Demokrat, dengan tujuan yang tidak baik dan mengadu domba,” papar Herzaky.
Dengan demikian, Herzaky meminta kepada semua pihak, untuk tidak membelokan maksud dan tujuan dari surat yang diberikan oleh AHY kepada Presiden Jokowi.
“Jangan malah kita dianggap berhadapan dengan Istana,” tegas Herzaky.
Herzaky melanjutkan, bahwa PD hanya memberikan saran dalam situasi pandemi orang-orang yang diberi amanah dan jabatan oleh presiden harus yang fokus bekerja untuk membantu rakyat.
“Jangan dulu bicara capres-capresan. Kasihan Presiden. Jangan sampai amanah yang sudah diberikan, dibalas air tuba,” pungkas Herzaky.
Laporan: Muhammad Hafidh