KedaiPena.Com – Ketua Pimpinan Cabang IMM Sibolga Tapanuli Tengah, Raja Partuturan Hutabarat mengkritik keberadaan usaha sarang burung walet terutama yang berada di Jalan Ahmad Yani Kota Sibolga, yang dinilai telah meresahkan.
“Kita minta Pemko Sibolga mau menertibkan usaha-usaha sarang burung walet yang berdasarkan penelusuran kami telah meresahkan tidak saja masyarakat setempat tapi juga para pengunjung yang datang dari luar kota Sibolga,†kata Raja dalam keterangan pers di Sibolga, Kamis (20/7).
Penuturan Raja, dari penelusuran yang dilakukan pihaknya, sejumlah pengunjung di lokasi wisata kuliner Sibolga Square mengungkapkan keluhannya soal keberadaan nyamuk.
“Sering juga kita dengar yang sesekali mereka mengatakan kok banyak nyamuk? padahal tempat ini bersih. Ada juga kita wawancara pedagang juga mengeluhkan hal yang sama yakni soal nyamuk yang banyak,†ungkap Raja.
Ia menambahkan, pihaknya mensinyalir kuat bahwa keberadaan nyamuk-nyamuk tersebut disebabkan aktifitas usaha sarang burung walet yang berada di tengah kota. Pasalnya aktifitas usaha itu tidak terlepas dari keberadaan kolam air di tempat usaha sarang burung walet tersebut. Kolam-kolam air itulah, lanjut Raja, yang menjadi lokasi bersarangnya nyamuk dan berpotensi menyebarkan penyakit.
“Nyamuk yang semakin bertambah adalah akibat dari genangan air atau kolam pendukung yang menjadi bahagian dari makanan walet. Bahkan Jenis penyakit anthoropo-zoonosis dapat sangat mudah ditularkan kepada manusia melalui air liur atau kotoran walet serta gigitan berbagai serangga terutama nyamuk,†kata dia.
Selain bahaya penyakit akibat nyamuk, Raja menyebutkan keluhan yang diterima dari warga juga menyangkut audio yang digunakan sebagai pemanggil burung walet. Masyarakat di sekitar lokasi sibolga square hingga ke Kelurahan Pasar Belakang yang tak jauh dari jalan Ahmad Yani mengaku merasa terganggu.
“Audio pemanggil burung walet juga sangat mengganggu karena menimbulkan kebisingan kepada pengunjung, bahkan suara tersebut juga sangat mengganggu kenyamanan beristirahat saat tidur masyarakat sekitar, tepatnya di Pasar Belakang,†kata dia.
Karena itu, sambung Raja, pihaknya mendesak dinas terkait di Pemko Sibolga agar segera menertibkan dan menutup langsung keberadaan penangkaran sarang burung walet. Hal itu demi kelangsungan hidup dan kesehatan masyarakat.
“Serta pengunjung sibolga square dapat lebih menikmati kuliner malam sibolga dengan tenang dan tanpa suara bising serta kekhawatiran akan penyakit yang di sebabkan dari penangkaran sarang burung walet itu sendiri,†tukas Raja.
Idealnya, lanjut Raja, lokasi usaha penangkaran sarang burung walet itu diberi jarak aman dari pemukiman dan aktifitas masyarakat. “Sebaiknya diberi jarak aman, bukan di tengah kota dengan dalih mendirikan bangunan tinggi dan membuat penangkaran sarang walet di tingkat tertinggi. Jangan-jangan ini tidak ada ijin, atau barangkali ini tidak harus dibuat ijin sehinga mereka yang punya bangunan tinggi seenaknya saja,†ketus Raja.
Oktaf