KedaiPena.Com – Pihak Kepolisian memastikan bahwa situasi di kota Bekasi telah kondusif dan aman pasca bentrokan antara organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dengan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
“Terkait kejadian tersebut kita mengimbau kepada warga dan masyarakat tetap tenang. Secara umum stuasi di Kota Bekasi aman dan kondusif,” ungkap Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Wijonarko kepada wartawan, Jumat dini hari, (22/5/2020).
Kombes Wijonarko melanjutkan, bahwa pasca bentrokan yang terjadi sejak sore hingga malam hari ini, pihaknya telah memanggil masing-masing pimpinan kedua ormas baik dari PP maupun PSHT.
Dalam pertemuan itu, kata Kombes Wijonarko, kedua belah pihak telah setuju untuk menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.
“Kita juga sudah ingatkan masing- masing-masing pimpinan untuk dapat mengendalikan anggota di bawahnya agar tidak mudah terpancing provokasi. Sehingga bisa menjadi kondusifitas kota Bekasi bisa terjaga,” tegas dia.
Kombes Wijonarko menegaskan, aparat kepolisian hingga saat ini masih mendalami motif dan mencari tersangka dari kericuhan tersebut.
Untuk motif kericuhan diduga diawali dengan keributan kedua ormas yang terjadi lantaran perkelahian di warung kopi.
“Saksi sudah ada kita minta lima karena ini prosesnya akan terus berjalan kita akan selesaikan sampai tuntas sesuai prosedur hukum. Untuk motif kita masih dalami dengan permasalahan tersebut tapi tidak menutup kemungkinan hal lain dan berakibat adanya ribut dan cek cok mulut sehingga timbulnya keributan antar mereka,” tandasnya.
Sebelumnya, polisi mengungkap penyebab terjadinya tawuran antara dua massa ormas di Bintara, Bekasi Barat. Polisi menyebut bentrok itu dipicu karena salah satu ormas tidak terima rekannya dikeroyok.
Keributan awalnya terjadi akibat adanya pengeroyokan di warung salah satu anggota ormas pada Kamis (21/5/2020) dini hari. Peristiwa itu terjadi di warung kopi yang berlokasi di Bintara, Bekasi Barat.
Warung tersebut berlokasi di dekat salah satu ormas yang bentrok. Kejadian sendiri bermula saat anggota ormas tidak mau membayar kopi yang telah dipesan.
Laporan: Muhammad Hafidh