KedaiPena.Com- Partai Buruh menolak keras kebijakan PHK besar-besaran di tengah ancaman resesi dunia tahun 2023.Pasalnya, saat ini seluruh dunia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda resesi. Di beberapa negara Eropa para buruh telah melakukan demonstrasi dikarenakan harga-harga melambung tinggi.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Presiden Partai Buruh Said Iqbal merespons ancaman resesi ekonomi di tahun 2023 yang disampaikan oleh sejumlah Menteri Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Partai Buruh juga mengecam keras cara pemerintah menebar rasa takut kepada kaum buruh. Hentikan kalimat kebohongan dan provokatif yang menyatakan ancaman resesi akan menimbulkan dampak serius. Tugas Menteri-menteri itulah yang seharusnya menumbuhkan optimisme dan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi resesi,” kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin,(3/10/2022).
“Para Menteri yang menyatakan ancaman di depan mata adalah provokatif dan menimbulkan monster ketakutan bagi kaum buruh dengan momok monster PHK. Oleh karena itu, partai Buruh mengecam keras kalimat yang pesimis yang bertentangan dengan sikap Presiden Jokowi yang menyuarakan optimisme,” tambah Said Iqbal.
Partai Buruh dan organisasi kelas pekerja akan sendiri mengorganisir aksi besar-besaran serempak di 34 provinsi pada tanggal 12 Oktokber 2022.
Adapun di Istana, aksi akan melibatkan 50 ribu orang buruh berasal dari wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Sementara untuk 31 provinsi lainnya, aksi akan dilakukan di kantor gubernur masing-masing provinsi.
Aksi ini membawa 6 isu persolan. Pertama, menolak kenaikan harga BBM, karena terbukti menurunkan daya beli kaum buruh dan masyarakat kecil. Harga bahan pokok melambung. Harga beras naik, di tengah ancaman upah yang akan kembali tidak naik, karena masih menggunakan PP 36/2021.
Diketahui, tiga orang penting di negeri ini membawa pesan penting yang isinya mengingatkan agar semua pihak waspada. Pesan penting itu terkait ‘krisis langka’ yang membayangi dunia.
Ekonomi dunia diyakini akan mengalami resesi tahun depan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan bahaya resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 tersebut.
Laporan: Tim Kedai Pena