KedaiPena.Com – Pariwisata di Gunungkidul mulai menggeliat. Tapi pandemi Covid-19 membuatnya cenderung menurun.
“Kondisi seperti ini, memang ada kecenderungan turun,” kata Calon Bupati Gunung Kidul Mayor Sunaryanto di Wonosari, ditulis Jumat (18/9/2020).
Tapi, Sunaryanto optimis ke depan, pariwisata akan pulih dan kembali menjadi andalan pendapatan daerah Gunungkidul.
“Mungkin kalau nanti suasana pulih kembali, saya yakin (pariwisata) akan meningkat kembali,” ujar dia.
Meski belum jelas kapan pandemi berakhir, Sunaryanto berujar, pariwisata sudah mulai bergeliat. Hal ini terlihat dengan wisatawan yang mulai berdatangan ke Gunung Kidul dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Saya yakin ke depan pasti bagus lagi,” ujar eks ajudan Ryamizard Ryacudu.
Ia juga menjelaskan langkah konkret pembenahan wisata si Gunung Kidul. Semisal perbaikan infrastruktur, telekomunikasi, internet dan lainnya.
“Masih banyak yang perlu dibenahi ke depan benar-benar menjadi kawasan wisata,” tandas Nanta.
Memiliki luas luas sekitar 1.485 km2 dengan 700.000.00 penduduk, Gunung Kidul dinilai mempunyai nilai yang bisa dikembangkan dari sektor pertanian, UMKM, pariwisata dan usaha turunan milik rakyat terkait.
“Dengan luas sekitar 1.485 km2, Gunung Kidul punya 700 ribu lebih penduduk yang tersebar di 18 kecamatan,” ujar Kokok Dirgantoro, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kepada Kedai Pena, Kamis (17/9/2020).
“Artinya kepadatan per km2 relatif rendah. Banyak hal bisa diolah dari pertanian, UMKM, pariwisata dan usaha turunan milik rakyat yang terkait,” kata Kokok.
Ia mengatakan Gunung Kidul yang memiliki 60-65km garis pantai. Bisa dijadikan wisata, produksi rumput laut, dan usaha-usaha lain yang menghasilkan nilai ekonomi sekaligus relatif tidak merusak alam.
“Dengan APBD Rp2 triliun, saya berharap kehadiran Mas Sunaryanto di Gunung Kidul bisa memaksimalkan APBD untuk rakyat hingga kemiskinan di Gunung Kidul dapat mengikuti nasional di angka single digit,” harap Kokok.
Kokok yakin dengan jaringan dan pengalaman yang beliau miliki, masalah ekonomi ini bisa bergulir cepat untuk Gunung Kidul.
“Selain masalah ekonomi, Mas Sunaryanto ini saya dengar juga memiliki ‘concern’ lingkungan terutama konservasi air. Dengan 7 bulan iklim basah (hujan), Gunung Kidul perlu membuat banyak wilayah penyimpan air untuk kebutuhan musim kering,” ungkapnya.
“Sampah sepertinya juga akan menjadi concern beliau terutama di daerah pariwisata,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan