KedaiPena.Com – Usai acara “Road Show Pelatihan Keayahbundaan untuk Menyiapkan Anak Memasuki Akil Baligh†di RPTRA Cibesut Jakarta Timur akhir pekan lalu, para orangtua di lingkungan Rumah Susun Sewa Cipinang Besar Selatan (Rusunawa Cibesel) Jakarta Timur sepakat dan berikrar menjadi orangtua sosial bagi anak-anak tetangga di lingkungannya.
Mereka dengan kesadaran sendiri dan siap secara swadaya menjadi ROS Simpatik RT/RW (Relawan Orangtua Sosial Simpul Perlindungan Anak Tingkat RT/RW).
Para orangtua itu memperoleh pencerahan dan kesadaran saat mengikuti pelatihan keayahbundaan itu, bahwa pada situasi dan kondisi saat ini yang penuh tantangan dan ancaman berat dalam hal mengasuh dan mendidik anak, tak bisa lagi setiap keluarga sendirian.
Setiap orangtua biologis dari anak-anaknya, pada saat yang bersamaaan harus pula menjadi orangtua sosial bagi anak-anak tetangga di lingkungannya.
Pelatihan itu diselenggarakan oleh Gerakan Hidup Sehat (GHS), bekerjasama dengan Fota Center, Rumah Sehat Amira, dan Jaringan Anak Nusantara (Jaranan).
Pemateri lain dalam pelatihan itu adalah Lidya Bakrie, selaku Sekjen Fota Center dan juga Managing Director Rumah Sehat Amira. Sementara pemandu acara adalah Rusmarni Rusli yang merupakan pengurus GHS.
Saat berikrar untuk menjadi orangtua sosial bagi anak-anak tetangga di lingkungannya, para orangtua peserta pelatihan itu mengekspresikan rasa haru atas ikrar yang diucapkan. Tanpa terasa bulir-bulir air mata pun membasahi pipi.
“Materi yang disampaikan di pelatihan ini membuat kami tersadarkan. Bahwa selain menjadi orangtua biologis bagi anak-anak kita, kita pun masing-masing harus menjadi orangtua sosial bagi anak-anak tetangga terdekat yang harus kita sayangi dan lindungi dari ancaman dan pengaruh buruk yang kian mengancam tumbuh-kembangnya sebagai seorang anak,†begitu testimoni Keni, seorang ibu peserta pelatihan yang menjadi pengurus PKK Kelurahan Cibesel.
Dalam pelatihan itu, Direktur Eksekutif Jaranan yang juga konsultan keayahbundaan Nanang Djamaludin menyinggung urgensi mengaktivasi konsep orangtua sosial di lingkungan masyarakat sekitar.
Hal ini dalam rangka strategi menghadapi potensi ancaman berbahaya yang mengintai proses tumbuh kembang anak-anak. Seperti pornografi, seks bebas, narkoba, kekerasan terhadap anak, bullying, perlakuan salah terhadap anak, dan sebagainya.
“Saya bersama teman-teman terus mengembangkan konsep orangtua sosial. Bagi para orangtua di lingkungan komunitas RT/RW yang tersadarkan akan urgensi menerapkan konsep orangtua sosial ini, kami harap untuk segera mengaktivasi pelaksanaan konsep ini. Yakni dengan membentuk ROS Simpatik RT/RT,†sambungnya.
Para ROS Simpatik itu nanti, lanjut Nanang, akan juga dibekali dengan pelatihan hak-hak anak, perlindungan anak, parenting skill, konseling dan terapi anak, dan sebagainya.
Laporan: Muhammad Hafidh