BILA anda cemburu pada pasangan, itu menandai cinta anda yang besar terhadap pasangan. Sebab tak ada cemburu jika tak ada cinta. Sepertinya cemburu dan cinta itu didesain “satu paket” oleh Tuhan. Mungkin laksana televisi dengan remote controlnya. Atau laksana gadget dengan batere atau chargernya.
Namun bagi para pencemburu dan korban kecemburuan pasangan, ketahuilah bahwa bukan hanya anda yang bisa menjadi pencemburu maupun korban kecemburuan. Para istri-istri Rasulullah, atau para ummul mukminin, pun pernah dihinggapi rasa cemburu dan korban kecemburuan.
Namun arah kecemburuan yang menghinggapi mereka itu, akhirnya mampu memberi mereka pelajaran dan hikmah. Bahwa mereka harus tetap menjalani fungsi ketauladanan dan inspirasi dari rumah tangga Rasulullah bagi keluarga muslim lainnya.
Ketika Sofia binti Huyaiy, putri Yahudi yang dinikahi Rasulullah itu diboyong ke “rumah kenabian”, sontak istri-istri lain Rasul cemburu kepadanya. Terlebih ketika dalam kesehariannya, si Jelita Sofia ternyata pandai memasak. Dan dalam beberapa hal, Rasulullah amat memuji dan memuliakan Sofia.
Sontak saja istri-istri lain Rasulullah, tak terkecuali “si pipi nan merona merah” (humara) Siti Aisyah, menanggapi kehadiran Sofia dengan menyindirnya. Bahwa mereka terlair dari kalangan perempuan Quraisy, sedangkan Sofia adalah perempuan asing dan bukan Arab.
Bahkan Hafsah, istri lain Rasullullah, suatu saat pernah melontarkan ucapan yang bikin Sofia menangis tersedu-sedu. “Dasar si Anak Yahudi,” demikian kira-kira sindiran Hafsah pada Sofia.
Sofia masih sangat bersedih di kamarnya atas sindiran yang memilukan hatinya itu ketika Rasulullah datang dan hendak menghibur hatinyanya.
Maka meluncurlah ucapan (hadis yang diriwayatkan Tarmidzi) dari Rasulullah, yang membuat hati Sofia kembali menjadi tenang:
“Sesungguhnya kamu adalah putri seorang Nabi, dan pamanmu adalah Nabi, suamimu juga Nabi. Lalu apa alasan dia mengejekmu.”
Kemudian Rasulullah mendatangi Hafsah. Kepada Hafsah Rasulullah menasehatinya agar Hafsah senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.
Kemudian setelah kejadian itu, jika ada nada-nada sindiran kepada dirinya, Sofia pun menjawab dengan jawaban meyakinkan, bahwa bagaimana mereka bisa lebih baik dari darinya, sedangkan dirinya adalah berasal dri keturunan yang berayahkan Harun AS, berpaman Musa AS, dan bersuami Muhammad SAW.
Oleh Nanang Djamaludin, Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN), Konsultan Parenting dan Kota Layak Anak