KedaiPena.Com- Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat atau FPD Anton Surrato Sukartono menyampaikan pandanganya terkait tantangan disektor pertahanan dan keamanan (hankam) pada tahun 2023 mendatang.
Anton begitu ia disapa mengatakan, bahwa tantangan dan pola pertahanan keamanan Indonesia 2023 tidak bisa dilepaskan dalam perkembangan politik dalam negeri serta geopolitik dunia.
“Tantangan dan pola pertahanan keamanan Indonesia tahun 2023 tidak bisa lepas dari dampak aspek perkembangan politik dalam negeri dan aspek geopolitik dunia. Memasuki tahun 2023 tantangan akan semakin kompleks dan polanya menjadi sangat tidak terprediksi,” kata Anton, Senin,(26/12/2022).
Anton pun mengakui, perkembangan teknologi informasi dan lingkungan strategis yang terjadi saat ini begitu cepat berubah. Hal ini, dapat membuat Indonesia sebagai negara kepulauan mengalami perkembangan dan perubahan yang cepat.
“Apalagi mendekati pesta demokrasi tahun 2024, setidaknya terdapat 2 tantangan yakni missinformasi yang terkait dengan hoaks dan ujaran kebencian,” jelas Anton.
Anton menerangkan, jika dahulu bangsa di berbagai dunia hanya mengenal perang konvensional namun saat ini semua telah berubah. Anton menekankan, saat ini arah perang telah berubah menjadi perang informasi.
“Untuk memenangkan perang saat ini tidak hanya dengan cara keunggulan militer tetapi juga keunggulan dibidang diseminasi informasi dan berita. Kita sering mendapatkan serangan informasi negatif dengan berbagai bentuk yang berisi hal-hal buruk tentang Indonesia,” papar Anton.
Oleh karena itu, lanjut Anton, TNI sebagai garda depan pertahanan negara dan Polri sebagai garda depan keamanan negara perlu mengantisipasi tantangan hankam di dunia maya dan media sosial.
“Bijak dalam mengantisipasi tantangan hankam di dunia maya,” beber Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat ini.
Jangan Lupakan Moderenisasi Alutsista di 2023
Di tahun 2023 nanti, Anton juga mengingatkan, pentingnya moderenisasi alutsista. Hal ini perlu dilakukan guna menjaga sabuk pertahanan negara kepulauan.
“Prajurit TNI dari matra darat, laut dan udara perlu melakukan pengawasan secara dini untuk mencegah musuh atau lawan memasuki wilayah laut, udara, dan darat Indonesia,” beber Anton.
Anton menegaskan, bahwa strategi pertahanan yang dipakai oleh Indonesia saat ini sudah sangat bagus. Anton merespons positif strategi pertahanan berlapis yaitu upaya pertahanan negara yang memadukan pertahanan militer dengan pertahanan nirmiliter.
“Sebagai satu kesatuan pertahanan negara yang utuh,” tegas Anton.
Anton pun menekankan, ke depan
diperlukan adanya organisasi Kementerian Pertahanan yang mumpuni dalam mengawal strategi pertahanan tersebut.
“Organisasi Kementerian Pertahanan yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan tepat proses sesuai Permenhan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan,” jelas Anton.
Anton menambahkan, selain perwujudan Minimum Essential Force (MEF) menuju postur pertahanan negara yang ideal, komponen pendukung seperti industri pertahanan nasional , peningkatan skill dan keahlian SDM masih perlu terus ditingkatkan.
Bagi Anton hal ini perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuan pertahanan negara dapat terbangun secara optimal.
“Tidak hanya TNI dan Polri saja dalam menjaga hankam dan memperkuat Indonesia, tapi seluruh pemangku kepentingan negara perlu bekerja secara sinergis, kompeten, profesional, dan berintegritas tinggi,” pungkas Anton.
Laporan: Tim Kedai Pena