KedaiPena.com – Pangsa pasar obat herbal masih terbuka sangat luas, selama pemerintah mampu memberikan literasi dan dukungan pada penelitian dan infrastrukturnya. Dan secara terus menerus melakukan edukasi pada masyarakat.
Ketua Koordinator bidang Dikteksbud dan Penglem KOWANI, Dr. Marlinda Irwanti-Poernomo, SE, MSi, menyatakan Keberadaan obat herbal dalam upaya menjaga kesehatan, bukanlah barang asing di Indonesia. Tercatat, dalam salah satu layanan medis, 45 persen dari pasien lebih memilih menggunakan obat herbal sebagai alat terapi.
“Jadi bisa dibilang, pangsa pasar obat herbal ini sangat besar. Karena tak jarang, masih ada kasus masyarakat yang menggunakan obat herbal yang belum terdaftar di BPOM. Ditambah, Kementerian Kesehatan pun mendorong masyarakat untuk lebih mengkonsumsi obat herbal,” kata Dr. Marlinda dalam Webinar Manfaat dan Khasiat Ampuh Berbagai Herbal Indonesia sebagai Bahan Baku Aneka Produk Multiguna dan Obat Tradisional yang Mampu Menangkal Pandemi, Selasa (15/3/2022).
Dan lagi, lanjutnya, tanaman herbal ini mampu menjadi upaya preventif, yang tentunya lebih baik dalam tindakan kesehatan dibandingkan mengobati.
“Misalnya, membiasakan minum jamu setiap hari untuk menjaga kebugaran tubuh. Literasi seperti ini perlu dilakukan secara terus menerus pada masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk melakukannya,” ungkapnya lagi.
Ia juga mengingatkan, masyarakat akan lebih tertarik untuk mempergunakan obat herbal jika sosialisasi keuntungan dan kerugiannya mampu disampaikan.
“Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat akan terstimulus untuk mulai beralih ke obat herbal. Tak hanya mampu menjaga kesehatan. Tapi secara harga akan lebih murah dibandingkan harus mengobati,” pungkasnya.
Laporan: Natasha