KedaiPena.Com – Presiden Jokowi perlu menyampaikan kepada pendukungnya untuk menghentikan wacana presiden 3 periode tersebut. Presiden bersama jajaran pemerintah saat ini harus fokus pada penanganan varian delta COVID 19.
Hal itu disampaikan oleh Pakar Kebijakan Publik dan Pendiri Narasi Insitute Achmad Nur Hidayat dalam Zoominari Narasi Insitute yang digelar, Jumat, (25/6/2021).
“Masyarakat sedang berjuang terhadap covid-19 varian delta yang ganas, para elit jangan bicara kekuasaan untuk 2024,” ujar Achmad Nur Hidayat dalam keterangan tertulis, Sabtu, (26/6/2021).
Achmad Nur Hidayat memandang, publik sulit mencerna ide wacana tiga periode di saat publik sedang bingung dan terancam kesehatannya.
“Bagaimana mungkin publik bisa mencerna gagasan tersebut jika pandemi ini masih menjadi ancaman nyata” Ujar Achmad Nur Hidayat.
Achmad Nur Hidayat mengingatkan, bahwa Pemerintah sedang terancam dengan serangan COVID19 varian baru, karena itu fokus saja kepada pemulihan kesehatan dan ekonomi.
“Kita harus diakui bahwa penanganan COVID pada 2020 lebih baik daripada tahun ini 2021 dimana terlalu banyak narasi-narasi inkonsisten pemerintah soal pemulihan ekonomi diantaranya soal pajak PPN Sembako, Pendidikan, Kesehatan, Isu Pemindahan IKN dan ditambah lagi isu tiga periode yang sebenarnya tidak membantu pemulihan kesehatan dan ekonomi saat ini,” tegas Achmad Nur Hidayat.
Sementara itu, pakar Ilmu Politik UI Chusnul Mar’iyah mengatakan, bahwa persoalan leadership adalah persoalan besar bangsa Indonesia hari ini.
“Saat ini persoalan utama dari negeri ini adalah persoalan Leadership dan yang paling bertanggungjawab atas krisis leadership tersebut adalah partai politik dan Media, ” ujar Chusnul Mar’iyah dalam Zoominari Kebijakan Publik Narasi Institute.
Chusnul mengatakan heran dengan adanya ide tiga periode disaat utang menggunung, indeks korupsi meningkat dan indeks demokrasi menurun.
“Utang menggunung, indeks korupsi meningkat dan indeks demokrasi menurun, Kok bisa ada ide presiden tiga periode. Itu ide darimana?,” tegas Chusnul Mariyah.
Laporan: Sulistyawan