KedaiPena.Com – Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menilai, keberadaan 12 Wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju jelas sangat tidak mencerminkan pemerintahan yang ramping dan efisien.
“Dengan 12 Wamen, pemerintah terlihat sangat gemuk. Jelas hal ini sangat menambah birokrasi dan anggaran. Juga tidak mencerminkan pemerintahan yang ramping dan efisien,” ujar Drajad kepada wartawan, Sabtu, (26/10/2019).
Kondisi ini, lanjut Drajad, sangat berbeda dengan negara-negara lain seperti di Malaysia misalnya, anggota kabinet saat ini hanya 28 orang.
“Termasuk Perdana Menteri (PM) Tun Dr Mahathir Muhammad dan Wakil PM Dato’ Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail. Di luar PM dan Wakil PM, anggota kabinet hanya 26 orang, tanpa satu pun Wamen,” ungkap dia.
Selain itu, lanjut Drajad, ada Amerika Serikat yang penduduknya 325,7 juta (2017). Permasalahan di AS pun sangat kompleks, apalagi mereka adikuasa dunia.
“Ternyata kabinetnya hanya diisi 23 orang termasuk Wakil Presiden. Jumlah menteri yang memimpin kementerian hanya 15, misalnya Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan dan sebagainya,” kata Drajad.
“Sisanya yang 7 orang itu termasuk Kepala Staf Presiden, Direktur Intelijen Nasional, Direktur CIA dan sebagainya,” sambung Drajad.
Belum lagi, tegas Drajad, di Australia saat ini kabinet berisi 23 orang termasuk PM Scott Morrison dan Wakil PM Michael McCormack.
“Beberapa di antaranya malah merangkap dua portfolio. Misalnya, Senator Marise Payne merangkap sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Urusan Wanita,” tegas Drajad.
Drajad menegaskan, di Indonesia, memang UU 39/2008 menetapkan ada 34 kementerian. Jadi secara hukum postur kabinet memang dibuat lumayan gemuk.
Kala itu, tegas Drajad, alasannya demi Persatuan Indonesia, kabinet harus mengakomodasi keberagaman etnis dan wilayah Indonesia.
“Selain kepentingan politik. Saya tahu alasan ini karena saya anggota Pansus DPR yang menyusun UU 39/2008 tersebut. Jika yang lumayan gemuk itu masih ditambah 4 pejabat setingkat Menteri dan 12 Wamen, istilahnya apalagi kalau bukan sangat gemuk? Jangan lupa masih ada Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BIN. Periode lalu ada lagi Ketua KEIN, entah sekarang,” imbuh Drajad.
Tidak hanya itu, Drajad menilai, jumlah 12 kursi Wamen di kabinet periode kedua Jokowi juga sangat kental akomodasi politisnya.
“Lihat saja latar belakang politik mereka. Jadi, kabinet sekarang memang lebih mementingkan “pesta bagi kue” dari pada efisiensi pemerintahan,” tandas Drajad.
Laporan: Muhammad Hafidh