KedaiPena.com – Kebijakan pemerintah yang akan membagikan alat elektronik Rice Cooker gratis, ditengah imbauan untuk mengurangi konsumsi beras, dinilai cermin rendahnya koordinasi antar kementerian di pemerintahan.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menilai kebijakan mengenai rice cooker serta imbauan memakan opsi selain nasi menunjukkan minimnya koordinasi antara kementerian di pemerintahan.
“Alat masak listrik ini contoh kebijakan tak terkoordinasi di level kementerian pemerintah pusat,” kata Achmad Nur, Rabu (11/10/23).
Sebagaimana diketahui, pemerintah lewat Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bakal membagikan rice cooker gratis dengan alasan untuk transisi energi yang diklaim lebih bersih.
Padahal sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian di tengah harga beras yang naik mengeluarkan imbauan agar masyarakat tak terlalu bergantung pada nasi dan mulai memilih opsi lain seperti singkong, ubi, dan Sorgum.
“Arahan dan kebijakan dua kementerian tersebut terkesan bertabrakan dan taak ada koordinasi,” ucapnya.
Achmad mengungkapkan anggaran rice cooker gratis harusnya bisa memberi subsidi kepada masyarakat di bawah.
“Kalau kita bicara ingin diversifikasi beras, maka masyarakat ini dimudahkanlah memasak sorgum ubi, singkong, jagung, kalau kemudian di ESDM bagi-bagi rice cooker sementara Mendagri dan Pemda ingin diversivikasi kan jadi tidak ketemu, orang-orang miskin yang nggak bisa beli beras kemudian dia mencoba diversifikasi dengan ubi misalkan, kan nggak bisa jadinya rice cooker itu,” ucapnya lagi.
Ia bahkan menyatakan seharusnya Anggaran untuk penyediaan Rice Cooker tersebut, senilai Rp347 miliar, dapat dialokasikan ke pos lain yang lebih tepat sasaran pada kebutuhan masyarakat, misalnya subsidi beras.
“Itu kenapa kalau ada koordinasi di antara kementerian lembaga ini, seharusnya ide memberikan rice cooker cuma-cuma dibatalkan, dialokasikan ke yang lebih bermanfaat, ini jelas-jelas karena tidak ada koordinasi makanya ide ini muncul lagi dan sekarang ini ada Peraturan menterinya (Permen),” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa