KedaiPena.Com- Aplikasi percakapan dan media sosial menjadi satu paket dalam perkembangan teknologi. Kemampuan penggunaan aplikasi harus diikuti literasi digital bagi para penggunanya. Sehingga memberikan manfaat yang diharapkan, bukan sebaliknya.
Anggota Komisi I DPR Subarna mengatakan, aplikasi percakapan dan media sosial merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknolgi disebut sebagai tolak ukur menarik, yang memiliki kaitan dengan berbagai aspek.
Sering tidak disadari bahwa kemampuan tindakan aplikasi percakapan, dapat menunjukan beragam permasalahan dan tidak diisi dengan kemampuan penggunaanya.
“Kemampuan aplikasi percakapan tersebut bisa dilihat dari berbagai macam cara kita mengakses. Kemampuan membuka suatu jaringan, khususnya jangan mengakses situs-situs bersifat negatif,” kata Subarna dalam keterangan tertulis, Jumat,(8/7/2022).
Pengguna aplikasi harus dapat menyeleksi setiap konten, cara tersebut disebut suatu kemampuan memilih antara konten positif maupun negatif. Serta menganalisa, mengamati sesuatu dengan cara detail. “Artinya, jika ada berita yang belum jelas kebenarannya, jangan langsung dishare,” tutur Subarna.
Selain itu, melakukan verifikasi, berusaha mencari kebenaran dari sebuah konten. Hal itu menyangkut tentang hoaks. Termasuk, mengevaluasi kemampuan menilai baik atau buruknya konten.
“Kita juga harus bisa mendistribusikan, adalah kemampuan kita menyalurkan konten-konten yang bisa bermanfaat untuk kita sendiri,” ujar Subarna.
Hal lainnya, memproduksi atau membuat konten bermanfaat. Mengunggah keanekaragaman budaya maupun pendidikan misalnya.
“Kita harus bisa berpartisipasi, kemampuan kita untuk turut berperan dalam kemajuan teknologi. Bisa berkolaborasi menyalurkan gagasan dalam menyelesaikan berbagai persoalan,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani mengingatkan, peningkatan teknologi perlu diimbangi kapasitas literasi digital mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan efektif.
“Survei digital yang kami lakukan tahun lalu, menunjukan indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Artinya masih kategori sedang, belum mencapai kategori baik,” ujar Semuel.
Pemerintah terus mendorong persiapan sumber daya manusia talenta digital, sekaligus mencegah dampak transformasi digital. Sebab, inovasi teknologi digital berdampak terhadap perubahan besar di berbagai bidang.
Digital Marketing Lasya Miranti mengatakan, media sosial telah banyak membantu segala aktivitas masyarakat. Dari promo produk, menampilkan karya hingga menemukan peristiwa viral.
“Kenapa kita perlu sekali memanfaatkan sosial media dalam strategi pemasaran, UMKM atau bahkan kita sebagai personal itu sudah menggunakan sosial media,” ujar Lasya.
Berdasar data yang dimilikinya bahwa sebagian besar atau 68,9 persen penduduk Indonesia menggunakan sosial media. Didominasi kelompok usia 18-24 tahun sebanyak 30 persen, dan 25-34 tahun sebanyak 32 persen.
“61 persen lebih internet user itu mengunjungi sosial media, untuk mencari informasi terkait brand atau produk kita. Harus pasti bagaimana sosial media bisa membantu kita jualan, terkenal biar viral,” ucap Lasya.
Untuk bisa terus mendapatkan Informasi ter up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial @Siberkreasi.
Laporan: Muhammad Hafidh