KedaiPena.Com- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melayangkan protes keras atas tindakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang melakukan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 385 triliun di tengah kondisi kehidupan masyarakat sedang mengalami kesulitan.
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mempertanyakan nurani dari Menhan Prabowo yang memaksa tetap melakukan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sebesar Rp385 triliun. Ia menegaskan, bahwa saat ini rakyat sedang dalam hidup yang sulit.
“Pemimpin yang tak punya nurani. Bisa-bisanya rakyat sedang hidup sulit karena harga naik, ini belanja alutsista ratusan triliun. Kejam sekali”, tegas Arjuna dalam keterangan tertulis, Minggu,(3/12/2023).
Arjuna pun menyampaikan bukti jika masyarakat sedang dalam kondisi sulit. Sampelnya, kata dia, adalah seorang pria warga Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang melakukan percobaan bunuh diri dengan menusuk perutnya akibat tak mampu membeli beras.
Bukanya prihatin, kata dia, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto justru melenggang belanja alutsista dengan pinjaman luar negeri sebesar Rp385 triliun.
“Rakyat sedang mengalami kesulitan. Harga kebutuhan pokok naik. Belanja alutsista yang besar ditengah kondisi rakyat yang sulit sama sekali tidak relevan”, tambah Arjuna.
Terlebih lagi, Arjuna menilai saat ini Indonesia tidak sedang dalam kondisi darurat perang, walaupun situasi geopolitik global memang sedang memanas.
Namun, tegas dia, kebijakan luar negeri Indonesia tidak menganut paham realisme ofensif yang berupaya melakukan hegemoni dengan kekuatan militeristik sehingga belanja alutsista tak diperlukan.
“Sehingga naiknya anggaran belanja alutsista sama sekali tidak relevan. Alasannya menurut Arjuna cenderung dibuat-buat dengan insinuasi perang. Sama sekali tidak relevan. Seperti besok mau perang saja. Saat ini rakyat kita sedang perang melawan kelaparan. Rakyat butuh kebutuhan pokok yang murah, bukan senjata!”, ujar Arjuna.
Arjuna meminta masyarakat untuk membuka mata dalam menilai seorang pemimpin.
Arjuna menyarankan masyarakat dapat membandingkan seorang pemimpin yang memahami dan mempunyai nurani kerakyatan dengan hanya membodohi melalui gimmick.
“Pemimpin seperti itu tidak punya hati. Tidak etis dan tidak patut. Jika benar dia pro rakyat harusnya punya empati dengan kesulitan yang dialami rakyatnya”, tutup Arjuna.
Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil dari rapat bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari pinjaman luar negeri yang naik cukup signifikan.
Sri Mulyani menjelaskan, di luar anggaran yang telah diberikan pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Kemenhan juga melakukan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri untuk periode 2020-2024 sejumlah US$25 miliar setara Rp385 triliun (kurs Rp15.400 per dolar (AS).
Laporan: Muhammad Rafik