KedaiPena.Com – Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Mahmuddin Muslim menanggapi pernyataan Persaudaraan Alumni (PA) 212 memiliki target untuk mengalahkan salah satu partai di gelaran Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Mahmuddin menyarankan agar sebaiknya PA 212 ini dapat bergabung dengan parpol yang ada atau mendirikan partai sendiri. Hal itu agar apa yang mereka ingin kan bisa dilaksanakan secara konstitusional.
“Silahkan salurkan keinginan untuk berkuasa melalui cara-cara yang konstitusional, bukan dengan cara-cara menebar ancaman atau membuat kegaduhan dengan isu-isu sara. Cara-cara seperti di Pilkada DKI menurut saya tidak elok untuk demokrasi kita,” imbuh dia kepada wartawan, Senin (29/1/2018).
Mahmuddin menilai penyelenggaran pilkada serentak kali ini juga akan berbeda dengan penyelenggaraan di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Penyelenggran Pilkada serentak tahun ini, kata dia, sangatlah cair.
“Semua parpol sangat cair melakukan koalisi sehingga membuat PA 212 ini kebingungan dengan parpol yang di gadang-gadang sebagai “pembela agama” dalam pilkada DKI,” beber dia.
Semestinya, lanjut dia, proses pilkada adalah ajang kegembiraan rakyat, saatnya rakyat memiliki hak untuk memilih yang terbaik dan menghukum politisi/calon yang tidak baik. Apalagi PA 212 ini belum apa-apa sudah menebar isu parpol berkuasa yang menjadi biang kerok kerusakan.
“Mestinya jika mereka punya data kerusakan yang terjadi silahkan di publikasi pada rakyat. Tidak mungkin parpol pemenang menjadi biang kerok, karena parpol pemenang memegang teguh ideologi pancasila. Jadi pernyataan ini provokatif dan ngawur,” imbuh dia.
“Perlu kiranya mereka lebih banyak membaca dan literatur agar tidak serampangan melempar tuduhan yang provokatif dan bisa menjadi fitnah. Islam mengajari kita cara-cara yang beradab dalam berpolitik,” tandas dia.
Persaudaraan Alumni (PA) 212 menargetkan kekalahan PDIP serta mendukung soliditas Partai Gerindra, PKS, dan PAN yang mereka sebut sebagai Koalisi 212.
Hal itu mengacu pada peta politik yang dirumuskan Rizieq Shihab dalam dokumen Resolusi Musyawarah Nasional Ulama, Tokoh, dan Aktivis 212. Sementara, Persaudaraan Alumni (PA) 212 adalah nama baru pengganti Presidium Alumni 212.
Laporan: Muhammad Hafidh