KedaiPena.Com – Perbanas Institute menyelenggarakan media briefing terkait dengan dugaan suap pembuatan opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswan, Arus Akbar Silondae mengatakan, kasus ini akan menjadi pelajaran di proses pendidikan di Perbanas yang memang menghasilkan auditor-auditor keuangan.
Dan nantinya, kata Arus, Perbanas akan lebih menekankan pada integritas moral kepada mahasiswanya untuk menjalankan profesi di kemudian hari.
“Dengan beberapa kejadian kemudian terjadi lagi BPK, ini sungguh memalukan bagi kita. Padahal kita berikan contoh baik kepada mahasiswa, kita calon auditor, BPK itu sebagai puncak karir, panutan. Tapi kejadian seperti ini kami sesalkan,” kata Arus di Gedung 4 Kampus Perbanas Institute Jakarta, Rabu (31/4).
Wakil Rektor Bidang Akademik, Wiwiek Prihandini pun mengungkapkan hal yang sama. Perbanas Institute mencoba ‘concern’ kepada kasus korupsi dari Orde Lama sampai dengan Orde Reformasi.
“Dulu soal korupsi, isunya harus pungkas satu generasi. Sayangnya, sekarang kita temui pelaku korupsi di usia 30-an. Jadi soal yang mau dipangkas di era reformasi justru panitia ikut terlibat korupsi,” jelas dia.
Sementara itu, ditemui ditempat yang sama, Direktur Latifa Perbanas, Haryono Umar menegaskan, bahwa OTT tersebut telah menghilangkan integritas para auditor-auditor yang selama ini harusnya berintegritas.
“Inilah yang ditanamkan di Perbanas, bukan hanya mahasiswa kepada dosen juga. Harus ada semangat menjaga NKRI (dari tindak pidana korupsi),” beber mantan pimpinan KPK ini.
“Makanya itu terkait ini berbagai program kita siapkan salah satunya lembaga Anti Fraud Perbanas. Saya yakin ini baru satu-satunya di Indonesia yang memberikan kajian dan memberikan sumbangsih kepada perbankan mengatasi Fraud,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh