KedaiPena.Com – Deklarator Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi atau Barikade 98, Hengki Irawan mengaku bangga dengan kinerja KPK yang berhasil menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terkat dugaan suap benih lobster.
Menurut Hengki begitu ia disapa, KPK telah berhasil menjalankan 2 agenda reformasi yakni penegakkan supremasi hukum dan menciptakan pemerintahan bersih KKN, dengan menangkap Waketum Gerindra tersebut.
“Sangat memprihatinkan di tengah pandemik Covid-19 ada sosok menteri yang melakukan tindakan korupsi, padahal sosok Edhy Prabowo sebelum menjadi menteri selalu vokal menyerang setiap kebijakan pemerintah, apalagi salah satu tokoh partai yang selalu menggaungkan anti korupsi,” kata Hengki dalam keterangan, Kamis, (26/11/2020).
Tidak cukup sampai di Edhy Prabowo, kata Hengki, KPK juga harus mengusut tuntas semua orang yang terlibat dibelakang dan bersama Edhy Prabowo dalam dugaan suap benih lobster ini.
“Siapapun tanpa pandang bulu tegakkan hukum, sikat habis penjarakan para koruptor yang bermain bersama Edhy Prabowo,” harap Hengki.
Hengki melanjutkan, apa yang menimpa Edhy, berbanding terbalik dengan yang sudah dilakukan oleh Menteri KKP sebelumnya Susi Pudjiastuti.
Saat menjabat sebagai Menteri KKP, kata Hengki, Susi berhasil menegakan supremasi hukum di perairan laut Indonesia tanpa kompromi.
“Kebijakan yang tidak kalah revolusionernya adalah mendisiplinkan nelayan untuk peduli keberlangsungan dan kelestarian lobster di laut Indonesia dengan membatasi jenis dan ukuran lobster yang boleh dan tidak boleh di tangkap dan di ekspor. Tegas pelarangan ekspor benur (benih lobster) keluar negeri, dan penggunaan cantrang,” papar Hengki.
Bagi Hengki, korupsi adalah kejahatan luar biasa dan pelakunya merupakan pengkhianat merah putih serta pengkhianat sumpah jabatan.
“Jabatan sumpah yang diucapkan kepada Tuhan, kepada rakyat dan kepada keluarga dan dirinya sendiri diatas ataupun dibawah kitab suci agamanya,” tandas Hengki.
Sebelumnya, Edhy Prabowo ditangkap KPK pada Selasa (24/11/2202) menjelang tengah malam di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Edhy Prabowo diamankan saat turun dari pesawat yang mengantarkannya dari Jepang. Edhy Prabowo dan rombongannya melakukan kunjungan ke Hawaii, Amerika Serikat (AS) lalu pulang ke Indonesia dengan transit dulu di Jepang.
KPK sendiri menetapkan 7 orang tersangka dalam kasus ekspor benur, yaitu, Edhy Prabowo sebagai Menteri KKP, Safri sebagai Stafsus Menteri KKP, Andreau Pribadi Misanta sebagai Stafsus Menteri KKP, Siswadi sebagai Pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK), Ainul Faqih sebagai Staf istri Menteri KKP dan Amiril Mukminin sebagai penerima suap.
Sedangkan sebagai pemberi, lembaga rasuah pimpinan Firli Bahuri ini menetapka Suharjito, Direktur PT Dua Putra Perkasa (PT DPP) sebagai tersangka.
Laporan: Muhammad Hafidh