Ditulis oleh Politikus Senior Partai Hanura Inas N Zubir
KADER-kader Hanura terjebak dalam harapan yang berbentuk optimisme semu yang memungkinkan Hanura lolos ke Senayan dengan upaya seadanya. Suatu “Kemungkinan” dan “optimisme” tidak boleh absurd, akan tetapi harus dikalkulasi, bahkan ada pendekatan-nya melalui probabilitas atau teori kemungkinan.
Secara klasik, teori kemungkinan adalah apabila suatu peristiwa (Event) dapat terjadi sebanyak sekian kali yang berasal dari sejumlah kejadian maka mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi lagi. Akan tetapi apabila kemudian tidak terjadi maka probabilitas-nya menjadi nihil.
Hanura pernah 2 kali meloloskan caleg-nya ke Senayan, sehingga probabilitasnya pada Pileg tahun 2019 seharusnya tidak nihil, akan tetapi kesempatan tersebut tidak diraih secara optimal maka kemudian yang terjadi adalah hasilnya nihil dan tidak lolos ke Senayan.
Kondisi tersebut membuat probabilitas Hanura nihil sehingga untuk meraih kesuksesan diperlukan daya yang besarnya 2 hingga 3 kali lipat dari kinerja Hanura dalam Pileg 2019 yang lalu agar pada Pileg 2024 yang akan datang probabelitas-nya tidak nihil.
Nah! persoalan-nya adalah daya apa saja yang dimiliki oleh Hanura agar mencapai propabelitasnya agar tidak nihil pada Pileg 2024 mendatang? Jawaban-nya adalah resources!Oleh karena itu marilah kita lihat resources Hanura dalam menghadapi pemilu legislatif 2024 mendatang, sbb:
KOUTA CALEG
Dalam hal kuota caleg DPR-RI, Hanura hanya mampu menyediakan caleg sebanyak 83%, artinya kuota Caleg tidak terpenuhi. Selain itu, apakah 83% caleg yang sudah memenuhi syarat KPU tersebut berkualitas untuk diterjungkan di dapil-dapi DPR-RI? atau jangan-jangan caleg yang ditempatkan hanya sekedar Joki-Joki untuk memenuhi kouta semata? Oleh karena itu, Caleg DPR-RI Hanura tidak bisa dijadikan resorces yang dapat menambah daya Hanura untuk lolos ke Senayan.
KONSTITUEN
Keanggotaan partai seharusnya adalah konstituen yang bukan masa mengambang, dan setiap partai di era digital sekarang ini seharusnya juga memiliki database yang lengkap mengenai detail konstituen-nya agar tetap terawat dengan baik yang dapat menjadi votes basis disetiap pemilu.
Hanura sendiri telah memiliki aplikasi digital untuk mendata konstituen-nya melalui KTA, yakni aplikasi SIAP HANURA yang sayangnya hanya dimanfaatkan untuk sekedar lolos verifikasi parpol semata dan tidak dioptimalkan untuk men-create database konstituen.
Berdasarkan database KTA dalam aplikasi SIAP HANURA ternyata saat ini hanya ada 400.000 orang saja dan data tersebut juga masih harus dikonfirmasikan lagi kebenaran-nya, karena bisa jadi sebagian besar data yang di input oleh DPC dan diolah oleh tim verifikasi pusat adalah tidak real alias bodong!
Apabila kita anggap saja bahwa dari 400.000 data KTA tersebut yang real adalah 200.000 orang anggota atau konstituen Hanura, dan setiap anggota diharapkan mampu membawa 3 suara dalam Pileg 2024, maka perolehan suara Hanura hanya berkisar diangka 800.000 suara saja! atau hanya 0,4% dari ketentuan parliamentary threshold 4%. Oleh karena itu, konstituen Hanura tidak bisa dijadikan resources untuk mendongkrak daya Hanura untuk lolos ke Senayan.
ELEKTABELITAS
Elektabelitas Hanura selama 3 tahun terakhir hanya bergerak dari angka 0,1 s/d 1% saja, dan nampaknya belum ada faktor atau instrumen yang mampu mendorong elektabelitas Hanura untuk bumping-up, bahkan konstituen Hanura pun belum mampu mendongkrak elektabelitas Hanura. Oleh karena itu, elektabelitas Hanura tidak bisa dijadikan resources untuk mengantarkan caleg Hanura ke Senayan.
DANA
Apabila resources Hanura tersebut diatas tidak dapat dijadikan sumber daya untuk menempatkan caleg-caleg Hanura ke DPR-RI, maka masih ada daya instan yang bisa dilakukan, yakni gambling melalui patronage politics. Berapa anggaran-nya? Paling tidak DPP Hanura harus menyediakan anggaran minimal 1 triliun rupiah yang di distribusikan secara cerdas di dapil-dapil tertentu.
Oleh karena itu, DPP Hanura harus menjaga optimisme kader-kader Hanura, yakni agar caleg-caleg Hanura lolos ke Senayan, sehingga DPP Hanura harus berdaya dalam menyediakan dan memastikan bahwa anggaran sebesar 1 triliun rupiah tersebut telah tersedia.
(***)