KedaiPena.com – Proyeksi pemekaran wilayah Kotawaringin Raya menjadi provinsi, terpisah dari Provinsi Kalimantan Tengah dinyatakan akan membuka pintu bagi pengembangan optimal Pelabuhan Segintung untuk menjadi pendukung perekonomian daerah dan nasional.
Pengamat Transportasi Laut, Muhammad Guntur Syaban menyatakan peluang Pelabuhan Segintung untuk menjadi penopang perekonomian sangat lah memungkinkan.
Ia menyatakan hal ini disebabkan karena wilayah hinterland (wilayah belakang pelabuhan) merupakan wilayah yang memiliki sumber daya alam yang sangat banyak. Mulai dari hasil dari perkebunan kelapa sawit hingga bahan tambang Silika.
“Seharusnya para pejabat daerah bisa melihat peluang ini dengan baik dan mulai menyusun peta jalan untuk mempersiapkan Pelabuhan Segintung sebagai pintu gerbang perekonomian untuk wilayah Kotawaringan Raya, khususnya Seruyan, yang rencananya akan diproyeksikan sebagai ibu kota provinsi,” kata Guntur, Jumat (21/3/2025).
Ia menyampaikan, salah satu komoditas yang dapat dikembangkan adalah pengangkutan minyak sawit, yang selama ini dilakukan dengan menggunakan mobil angkutan truk, dari pabrik menuju pelabuhan muat.
“Selama ini itu kan menggunakan truk ya. Lalu dibawa dari pabrik ke pelabuhan. Dari hal ini, dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan juga biaya, saya mengusulkan untuk dibangun sistem pipa untuk mengalirkan CPO ini dari pabrik ke pelabuhan,” ungkapnya.

Guntur mengakui memang perlu dilakukan kajian terlebih dahulu terkait wacana pipanisasi distribusi minyak sawit ini. Tapi menurutnya, dengan dibangunnya pipa penyaluran minyak sawit para pelaku usaha dan pemerintah daerah akan mendapatkan banyak hal positif.
“Dari sisi pelaku usaha, mereka akan dapat keuntungan karena penggunaan pipa akan memastikan CPO bisa sampai ke pelabuhan dalam waktu yang lebih presisi dan tidak ada lagi biaya pengangkutan. Kalau menggunakan mobil, tentunya ada potensi terkendala di jalan. Bisa saja dari kondisi jalan atau terjadinya hal yang tidak disangka. Tentunya hal ini akan memberikan keuntungan bagi pelaku usaha, karena barang mereka lebih pasti untuk sampai di pelabuhan,” ungkapnya.
Sementara dari sisi pemerintah daerah, khususnya pengelola pelabuhan, penggunaan pipa ini akan mengurangi risiko penurunan kualitas jalan, mengurangi potensi kemacetan dan antrian di pelabuhan, serta yang paling penting adalah mengurangi jumlah emisi karbon yang dikeluarkan oleh kendaraan berbahan bakar fosil.
“Jadi akan banyak hal positif yang bisa didapatkan jika dibangun pipa ini. Pemda akan berkurang anggaran untuk perawatan jalan, tidak ada lagi antrian mobil di pelabuhan. Dan, yang paling bagusnya adalah Pelabuhan Segintung akan menjadi salah satu pelabuhan yang berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon,” kata Guntur lebih lanjut.
Oleh karena itu, ia berharap pejabat daerah terpilih bisa mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk mengembangkan potensi yang ada di Kotawaringin Raya dan mengoptimalkan Pelabuhan Segintung sebagai pintu perekonomian. Apalagi lanjutnya, pengembangan akses jalan pun masih tahap persiapan.
Sebagai bahan perbandingan, Guntur mengemukakan, saat ini CPO yang berasal dari Kabupaten Seruyan biasanya akan diangkut menuju Pelabuhan Sampit untuk proses pengapalan. Jarak tempuh penganngkutan ini, menurutnya, cukup jauh, yang menyebabkan biaya transportasi yang cukup tinggi.
“Saya mengusulkan, pihak terkait atau pembuat kebijakan bisa melakukan penghitungan jarak tempuh hingga biaya yang harus ditanggung pelaku usaha. Bandingkan, biaya dan waktu tempuh Mana yang lebih ekonomis, pengangkutan CPO ke Sampit menggunakan truk atau menggunakan pipa, langsung dari perkebunan mereka atau tempat penngolahan mereka, ke Pelabuhan Segintung dengan mennggunakan pipa,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa