KedaiPena.Com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyebut ada faktor kesalahan orangtua di kasus pemerkosaan. Dia mencontohkan kasus pemerkosaan remaja 14 tahun di Bengkulu.
Lantas saja omongan ini mendapat respon keras dari masyarakat. Di antara yang kecewa dengan statemen Menteri Yohana adalah aktivis Jaringan Anak Nusantara (Jaranan) Nanang Djamaluddin.
“Sejak era Orde Baru (Orba) para pejabat kita telah kecanduan ketidakpekaan struktural terhadap korban dan keluarga korban sebuah kasus,” kata dia.
“Tidak kelihatan perspektifnya dan gregetnya untuk memasukkan pengaturan ini di dalam Perppu tentang Perlindungan Anak atas pentingnya negara memberikan kompensasi kepada korban dan keluarga korban, jaminan layanan medis dan pemulihan mental-psikologis secara tuntas dan berkualitas terhadap korban, menyakitkan bagi keluarga korban,” jelas dia.
“Di sisi lain, rakyat empati pada korban dan keluarga korban. Eh ini malah dengan gagahnya dan lancangnya, Menteri Yohana menyalahkan keluarga korban. Super menjijikan dan sungguh menteri gak mutu yang cuma nguras uang negara untuk menggajinya,” sambung dia.
Sebelumnya, Menteri Yohana mengatakan, dalam kasus pemerkosaan anak di Bengkulu, yang salah adalah orangtua dan pola pengasuhan orangtua.
“Orangtua sudah beberapa hari di kebun. Bagaimana mau memperhatikan anak itu?” kata Yohana saat rapat bersama Komisi VIII di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Menurut Yohana, kondisi di keluarga mempengaruhi kasus kekerasan seksual. Oleh sebab itu, dia meminta agar ada tindakan ke keluarga. “Sanksi ke orang tua harus kita perhatikan juga,” ungkapnya.
(Prw/Rinto)