KedaiPena.Com – Statemen Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal keberhasilan ekonomi Indonesia lantaran masuk dalam ‘Trillion Dollar Club’ seharusnya tidak perlu dihebohkan dan dibesar-besarkan.
Demikian dikatakan Peneliti Indef Bhima Yudistira saat menanggapi pernyataan Jokowi yang dilontarkan setelah kedatangan bos IMF Christine Madeleine Odette Lagarde ke Indonesia.
“Statemen ‘Trilion Dollar Club’ seharusnya tidak perlu dihebohkan. Indonesia kalau ekonominya tumbuh 7% mungkin sejak 2016 sudah mencapai PDB 13.500 triliun lebih. Sekarang kalau ekonomi tumbuh 5% ya wajar kalau PDB-nya segitu,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, Senin (5/3/2018).
Bhima menilai, statemen Presiden soal ekonomi Indonesia yang masuk dalam ‘Trillion Dollar Club’ sebenarnya hanya “gimmick” untuk menyenangkan Ketua IMF jelang pertemuan di Bali mendatang.
“Penyelenggaraan acara di Bali memang bertujuan menarik lebih banyak investor khususnya asing ke Indonesia,” jelas dia.
Tapi, sambungnya, dikhawatirkan hal ini sekedar ‘showcasing’ alias pamer yang tidak pada tempatnya. Karena, di sisi yang lain, penduduk miskin jumlahnya masih 26,5 juta orang.
Kalau anggaran penyelenggaraan pertemuan IMF di Bali yang menghabiskan dana Rp810 miliar digunakan untuk dana perlindungan sosial, imbuh dia, tentu bisa lebih efektif.
Laporan: Muhammad Hafidh