KedaiPena.com – Omongan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menerima penolakan dari 11 pejabat eselon 1 Kementerian Keuangan sehingga membuat Rizal Ramli gagal menjadi Menko Perekonomian zaman Presiden SBY tidak masuk akal
Mantan Staf Ahli Menko Maritim saat dipimpin Rizal Ramli, Bambang Susanto mengatakan, sangat tidak masuk akal bila ada pejabat eselon I berani mempertaruhkan jabatan hanya karena tidak suka dengan figur menteri yang akan memimpinnya. Terlebih lagi eselon satu adalah puncak karir pegawai negeri sipil (PNS) dengan gaji yang cukup besar dengan berbagai fasilitas memadai.
“Pejabat eselon 1 itu puncak karir PNS dengan gaji yang cukup besar dan berbagai fasilitas yang memadai. Jadi, saya pikir tidak mungkin mereka mau mempertaruhkan jabatan hanya karena tidak suka dengan figur menteri yang akan memimpin mereka. Lagi pula pemilihan menteri kan bukan urusan eselon 1,” ujar Bambang di keterangan tertulisnya yang diterima Kedai Pena, Jumat (13/11/2020).
Bambang juga mengkritik pernyataan JK soal sikap Rizal Ramli yang dikesankan tak memahami persoalan dan kerap melontarkan kata-kata yang kasar kepada bawahannya.
“Selama saya pernah bekerja dengan Rizal Ramli, saya tak pernah dengar memaki bawahannya dengan sebutan kebun binatang. Kalau bicara tegas dan keras memang iya. Tapi, itu selalu ada kaitan dengan kerjaan, dan bukan berkata kasar,” tuturnya.
Dia juga menyinggung soal masa jabatan Rizal Ramli sebagai Menteri Keuangan hanya dua bulan di era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut Bambang, hal itu tak ada kaitannya dengan kinerja, tapi lebih kepada pemerintahan mantan Ketua Umum PBNU tersebut berakhir kurang dari lima tahun.
“Rizal Ramli ini sangat loyal terhadap Gus Dur. Setelah Gus Dur lengser, Rizal Ramli tak mau melanjutkan lagi sebagai Menkeu. Jadi, tak ada kaitannya dengan kinerja,” sambungnya.
Bambang mengungkapkan sejumlah capaian Rizal Ramli di era Gus Dur. Menurutnya saat Rizal Ramli didapuk menjadi Menko Ekuin era Gus Dur, gaji PNS dan pensiunan TNI serta Polri naik hingga 125 persen, utang Indonesia berkurang US$ 3,5 miliar dolar AS selama 2000-2001.
Tidak cuma itu ekonomi tumbuh dari -5 persen ke 4 persen. Peringkat utang Indonesia pun naik menurut Standard & Poor’s (S&P) Global Ratings dan Moody’s. Jadi bagaimana tidak bisa memimpin, kinerjanya spektakuler gitu,” bebernya.
Selain itu, lanjutnya, Rizal Ramli juga pernah menyelamatkan PLN dari kebangkrutan tanpa menyuntik uang tetapi melalui revaluasi aset, sehingga modal yang dari minus Rp 9 triliun melonjak menjadi surplus Rp 119,4 triliun.
Soal pernyataan JK bahwa jabatan Rizal Ramli sebagai Menko Maritim sangat singkat karena tidak bisa berkoordinasi atau bekerja sama dengan para menteri di bawahnya, Bambang mengatakan justru yang jarang menghadiri rapat kordinasi hanya Sudirman Said yang kala itu menjabat Menteri ESDM.
“Pertama yang harus diklarifikasi adalah masa jabatan RR sebagai Menko Mairitim kata Pak JK hanya 10 bulan. Nah, yang benar 11 bulan. Kedua, Pak JK bilang RR tak bisa berkordinasi dengan kementerian di bawahnya. Faktanya, yang tidak hadir di rapat hanya Menteri Sudirman Said, konconya JK. Menteri Jonan, Susi dan Arief rajin ikut rapat dan koordinasi dengan RR,” ucapnya.
Laporan: Muhammad Lutfi