KedaiPena.Com – Perbaikan ekonomi global sudah terlihat. Hal ini terbaca pada kinerja perekonomian Amerika Serikat, Eropa, Jepang dan China yang meningkat.
Di Amerika Serikat, kondisi ini terbaca pada meningkatnya nilai upah dan terjaganya tingkat pengangguran di level rendah.
Kondisi ini diprediksi akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Tercatat inflasi Januari 2018 terpantau turun, kinerja eksternal naik sejalan dengan tren global dan akumulasi cadangan devisa meningkat, salah satunya dengan diterbitkannya green sukuk.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi masih dalam garis moderat dan perbaikan seltor rill masih terbatas.
Meskipun nett sell asing senilai Rp9,14 triliun di Februari 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan penguatan tipis, yaitu 0,2 persen. Dan yield SBN mengalami kenaikan, yaitu tenor pendek 4 bps, menengah 28 bps dan panjang 18 bps.
Deputi Komisioner Pengturan dan Pengawasan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Santoso Wibowo menjelaskan sesuai dengan siklus awal tahun, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan Januari 208 masih berada pada level moderat.
Terlihat pada kredit perbankan yang masih tumbuh 7,40 perses yoy dan piutang pembiayaan tumbuh 6,92 persen.
“DPK Perbankan masih tumbuh 8,36 persen dan premi asuransi jiwa tumbuh 44,78 persesn yoy, begitu juga dengan asuransi umum di titik 22,93 persen yoy,†papar Santoso kepada media di kantor OJK Jakarta, Kamis (1/3).
Penghimpunan dana di pasar modal, hingga 27 Februari 2018 tercatat mencapai Rp22 triliun. Dan rasio NPL gross perbankan tercatat 2,86 persen dan NPF perusahaan pembiayaan tercatat 2,95 persen.
“Ke depan, OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional, khususnya laju kenaikan Fed Fund Rate dan kenaikan suku bunga di keuangan pasar global,†kata Santoso.
Laporan: Muhammad Hafidh