KedaiPena.Com – Pengamat Partai Politik dari Pilkada Watch Dr. Natalis Situmorang mengatakan jika benar ada skenario Hanura akan dipimpin Oesman Sapta sebagai Ketum, maka akan banyak kalangan terutama kader bertanya, kenapa harus dari luar?.‎
“Saya juga mendengar, kader-kader mempertanyakan apakah semua ini demi uang? Inikah yang namanya partai berhati nurani?,” kata dia bertanya.
Natalis, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (14/12) menambahkan, kalau sampai ditengarai ada upaya  ‘melacurkan’ kaderisasi dan proses panjang berpartai demi keuntungan materi, padahal banyak kader internal yang mampu, sudah pasti hati nurani cuma jargon palsu belaka.
“Dan akhirnya, Partai Hanura menggali kuburannya sendiri, layu sebelum berkembang,” sambungnya.‎
Ketum Hanura sekaligus pendiri partai adalah orang yang seharusnya bertanggungjawab menjaga martabat dan kehormatan partai sekaligus memberi kesempatan dan membimbing kadernya.‎
Apalagi, banyak kader Hanura yang mumpuni menjadi ketum. Seperti misal Saleh Husen, Sarifudin Suding, Nurdin Tampubolon, Erick Wardana, Berliana, Wishnu Dewanto, Dossy Iskandar, Yuddy Chrisnandi dan Maryam Haryani. Mereka semua cocok untuk Ketum Hanura‎
“Kalau nantinya memilih orang di luar partai menjadi ketum pengganti Wiranto, sudah diduga bahwa Partai Hanura “dijual”, dan menjadikan partai sebagai sapi perah kepentingan politik,” tutup Dr. Natalis Situmorang.
Laporan: Muhammad Hafidh‎