KedaiPena.Com – Tak hanya takjub dengan keindahan Danau Sentarum, pemeran Dara dalam film Sun on the Lake, Noviana Safitri mengaku mendapatkan banyak ilmu pengetahuan baru selama keterlibatannya dalam pembuatan film ini.
Ia menceritakan, sejak pertama ia diberikan naskah film Sun on the Lake ini, sudah merasakan sensasi yang berbeda.
“Pertama dikasih script-nya, saya sudah merinding. Story line-nya sangat unik. Mengangkat budaya Dayak Iban yang seakan terpisah dan memiliki nilai sakral tersendiri di lingkungannya,” kata Noviana, saat pemutaran film Sun on the Lake di Shangri La Jakarta, Sabtu (9/101/2021).
Sebagai seorang yang menyukai petualangan, Novi mengaku tak bisa menolak daya tarik film ini. Apalagi ini akan menjadi kali pertama baginya untuk berkunjung ke Kalimantan.
“Saya yakin bakal menyenangkan. Karena, saya juga sering jalan bersama Pesona Indonesia Kemenpar, seperti ke Sumba atau ke Danau Toba. Sebelumnya, saya tidak tahu sama sekali tentang keindahan dan budaya yang ada di Danau Sentarum ini,” urainya.
Ia mengaku takjub dengan berbagai ilmu pengetahuan baru yang didapatkannya saat berkunjung ke Danau Sentarum.
“Jadi tahu tentang asal mula Red Arwana, jadi tahu juga tentang madu. Dan yang paling menakjubkan adalah tampilan Danau Sentarum ini sangat berbeda saat kemarau dan penghujan,” urainya lagi.
Dengan berbinar, Novi menceritakan pengalamannya saat melihat perbedaan area yang pertama kali dilihatnya tertutup oleh air tapi tiba-tiba menjadi kering saat musim kemarau.
“Sangking keringnya, area itu dijadikan lokasi motor cross. Beneran kerasa lho. Pas riset di Oktober 2020, itu airnya lagi penuh banget. Tapi pas shooting di bulan Maret tahun ini, airnya surut hingga 2 kilometer,” paparnya.
Novi menyebutkan pertama kali reading script adalah September 2021. Dan dilanjutkan dengan latihan akting dengan Nira, anaknya dalam film Sun on the Lake.
“Sempat ada beberapa kali penyesuaian script. Riset itu bulan Oktober yang diikuti dengan perombakan beberapa script karena tidak cocok dengan aslinya. Akhirnya kita berangkat pada bulan Maret tahun ini,” lanjut Novi.
Ia menyebutkan dalam melakoni sosok Dara, tak ada kesulitan yang berarti. Karena dialognya adalah dialog kehidupan sehari-hari.
“Dialognya benar-benar alami. Seperti kita bertanya pada seseorang tentang sesuatu saja. Tidak terlalu banyak menyusun ekspresi. Hanya memang kendala bahasa saja. Latihan akting dengan pihak Dayak Iban pun on the spot saja,” kata Novi.
Masa shooting-nya, lanjut Novi, hanya lima hari saja. Sisa waktu lebih banyak dipergunakan untuk menyesuaikan on cam dan melakukan perjalanan.
“Terkadang seharian hanya perjalanan saja. Atau untuk setting lokasi. Kalau untuk film dokumenter memang seperti itu. Lebih banyak penyesuaian dengan kondisi di sana,” ujarnya.
Ia mengharapkan dengan adanya film ini, semakin banyak masyarakat yang menyadari keindahan Indonesia dan membangun kesadaran untuk melestarikan alam Indonesia yang indah dan kaya ini.
“Saya gak tahu kalau orang lain. Tapi, di lingkungan saya sendiri, sudah banyak yang peduli lingkungan dan sekaligus mengambil langkah nyata dalam melestarikan alam. Salah satu contohnya dengan mengurangi penggunaan tisu dan mengurangi jumlah sampah pribadi. Atau mulai menggunakan barang yang bukan sekali pakai,” pungkasnya.
Laporan: Natasha