KedaiPena.Com – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku pesimis dengan kasus penyiraman menggunakan air keras yang menimpa dirinya tersebut akan terungkap.
Hal itu, kata Novel, lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memberi perhatian khusus agar dibentuk Tim Pencara Fakta Independen untuk mencari pelaku serta aktor intelektual penyerangan terhadapnya.
“Karena saya tahu tidak ada itikad baik, kecuali presiden memberi perhatian. Adapun saya melawan dan protes karena tidak boleh dibiarkan keadilan diinjak-injak, wajah hukum yang bobrok dipertontonkan dan ini mencederai keadilan bagi kemanusiaan di masyarakat luas,” kata Novel, ditulis Rabu (17/6/2020).
Novel mengatakan, kedua matanya seharusnya mengalami kebutaan karena siraman air keras. Novel menanggapi pledoi terdakwa penyiraman air keras, Ronny Bugis yang menyebut kerusakan permanen pada matanya bukan murni karena air keras.
“Kedua mata saya seharusnya buta karena serangan air keras. Alhamdulillah satu masih bisa walaupun terbatas dan yang satunya sebelah kiri sudah diupayakan tapi tidak tertolong juga,” ungkap Novel.
Mantan anggota Polri itu menekankan selama dirawat di Rumah Sakit Singapura, dirinya ditangani oleh dokter mata spesialis kornea yang terpapar bahan kimia, Profesor Donald Tan.
“Dalam beberapa rating yang bersangkutan adalah dokter kornea yang terbaik di dunia,” ujar Novel.
Menurut Novel pembelaan dari dua terdakwa penyiram air keras tak berdasar pengetahuan. Ia menyebut sejak awal tidak menaruh harapan pada proses hukum kasus teror air keras yang menimpanya.
“Pembelaan dan pernyataan mereka tidak berdasar pengetahuan dan membabi-buta,” tandas Novel.
Laporan: Muhammad Hafidh