TIDAK ada motif politik atau provokasi, inilah sinar yang memantul, agar pandangan mata kita bisa mengarah kepada penegakan hukum, terjaganya Pancasila, kedaulatan NKRI dan tidak bangkitnya kembali PKI
Kilas balik saat Tokoh Central PDIP yang juga lokomotif Partai May Jen Purn Theo Syafei pada tahun 2004 menerima jutaan anak – anak PKI yang ditolak oleh partai partai lain dan ditampung serta di bina
Untuk memotivasi, ahli strategi ulung itu menambahkan kata PERJUANGAN, sehingga dari PDI menjadi PDIP, agar jiwanya lebih militan, Bhakti tanpa akhir
Dicanangkanlah dua konsepsi, pertama membangun Militansi PDIP kedua, PDIP menang Pemilu dan tak terkalahkan dalam Pemilu
Dibina mulai saat itu, dan setelah Theo Syafei meninggal, terjadi degradasi pembinaan, yang mengarah pada balas dendam bahkan menuju Penghancuran Pancasila
Sayangnya, ada tiupan angin yang kurang sedap yang melibatkan campur tangannya Pemerintah, BIN dan POLRI membina kader – kader ini, tentunya dengan harapan baik untuk negara dan bangsa.
Namun faktanya bermunculan aksi aksi selama masa reformasi hingga kini dalam berbagai bentuk, ujud dan cara, termasuk pembakaran spanduk yang bergambar Habib Rizieq baru baru ini
Menimbulkan tanda tanya, ijin kepolisian yang bermaksud memperingati hari bersejarah bagi PDIP, saat terjadi penyerangan terhadap kantor PDIP pada Sabtu kelabu, 27 Juli 1996, berujung pada pembakaran spanduk yang bergambar Habib Rizieq Shihab, apa tujuannya dan kemana arahnya ?
Oleh karenanya, marilah kita telusuri, kita cermati, kita benahi dan kita betulkan anak – anak bangsa ini, agar keporakporandaan anak – anak bangsa ini dapat dibina dan ditata sebagaimana mestinya untuk kemerdekaan, kedaulatan, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa dalam menyongsong masa depan
Fakta adanya umat beragama dan paham komunis, ibarat air dengan minyak yang tidak mungkin merekat, maka bersama sama marilah kita tiadakan dan musnahkan paham komunis yang merupakan bahaya laten NKRI.
NKRI secara beradab dan bermartabat dapat maju berkembang dalam membangun dan mengisi kemerdekaan ini dengan sebesar besarnya dan setepat tepatnya, untuk bisa sejajar dengan bangsa bangsa lain di dunia
Tidak kalah penting adanya anggapan, asumsi bahkan tuduhan pada skala global dan lokal tentang sedang dijalankanya proses pembodohan dan pemiskinan rakyat melalui program program menaikan TDL, BPJS, Pajak, BBM, Sembako, Import barang dan TKA yang melemahkan dan mematikan usaha rakyat, Oligarki Kekuasaan, sistem pendidikan yang meliburkan anak sekolah, bisnis dengan memunculkan Covid -19 dan lain lain
Sekali lagi, marilah kita telusur kembali untuk kita cermati agar peran, tugas dan fungsi masing masing dapat dilaksanakan sesuai proposinya secara profesional, dengan berlandaskan Pancasila yang dikumandangkan 18 Agustus 1945 dan Undang Undang Dasar 1945, menuju dan menggapai NKRI adil makmur, Jaya Sentosa.
Oleh: Purnawirawan TNI, ketua APIB Jabar, Panglima ANAK NKRI Jabar dan pemerhati Pertahanan dan Keamanan NKRI, Sugengwaras