KedaiPena.Com – Ketua Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya’roni mengatakan, keputusan reshuffle Presiden Joko Widodo (Jokowi) di awal tahun 2018 dapat dianggap sebagai sebuah persiapan untuk menghadapi Pilpres 2019.
“Keputusan Presiden Jokowi untuk tidak mereshuffle Menteri Perdagangan Airlangga Hartarto harus dilihat sebagai indikasi bahwa Jokowi sedang mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2019,” ujar Sya’roni kepada wartawan, Sabtu (20/1/2018).
“Jokowi sangat menyadari bahwa tahun 2018 adalah tahun politik maka dirinya pun harus melakukan konsolidasi politik untuk mengamankan peluangnya melanjutkan ke periode kedua,” sambung Sya’roni.
Selain itu, kata Sya’roni, dengan tidak direshufflenya Airlangga Hartarto dan bahkan ada penambahan satu kursi menteri untuk Partai Golkar juga menunjukkan bahwa Jokowi merasa nyaman dengan Partai berlambang beringin tersebut.
“Ini wajar karena Partai Golkar, sebagai partai pemenang kedua di Pemilu 2014, berkali-kali menyatakan komitmennya mengusung Jokowi di Pilpres 2019. Komitmen serupa belum terucap dari PDIP, PKB dan PAN,” imbuh Sya’roni.
Tidak hanya itu, lanjut Sya’roni, faktor kinerja tentunya juga menjadi pertimbangan Presiden Jokowi untuk memperbolehkan Airlangga merangkap jabatan sebagai Menteri dan Ketua Umum Partai
“Buktinya, selama menjabat Menteri Perindustrian, sangat jarang sekali ada kritik soal kinerja. Itu membuktikkan bahwa kinerja Airlangga Hartarto sangat memuaskan,” beber dia.
Faktor terakhir, ujar Sya’roni, adalah soal loyalitas Golkar, sejak menyatakan komitmennya sebagai partai pendukung pemerintah, Partai Golkar hingga kini tetap berkomitmen menjaga loyalitas. Apapun kebijakan pemerintah selalu didukung total.
Berbeda dengan PAN, tutur Sya’roni, meskipun sudah menyatakan sebagai partai pendukung pemerintah dan sudah mendapatkan jatah menteri, namun kerap berlawanan dengan kebijakan pemerintah.
“Mestinya, Presiden Jokowi mereshuffle menteri dari PAN karena sudah terbukti berkali-kali melawan kebijakan pemerintah,” tandas Sya’roni.