KedaiPena.Com – Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dikabarkan menjadi kandidat kuat pengisi posisi Dirut Pertamina yang definitif.
Bahkan Nicke telah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis siang (2/8/2018) pukul 13.00 WIB di Istana Merdeka. Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih satu jam, salah satu tujuannya membahas beberapa proyek kilang minyak yang digarap Pertamina seperti di Balikpapan dan Tuban yang diminta Presiden Jokowi dijalankan sesuai rencana.
Pendiri eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) Teddy Syamsuri meyakini bakal adanya keberlanjutan neraca keuangan badan usaha milik negara (BUMN) bidang minyak dan gas bumi (migas) tetap akan bermasalah jika Nicke jadi dirut definitif.
Namun jika hal kabar kuatnya nama Nicke terpilih menjadi Dirut Pertamina yang baru oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Tim Penilaian Akhir (TPA) untuk jabatan Dirut Pertamina kemudian menjadi benar adanya, Teddy yang juga Ketua Umum Lintasan ’66 (Lembaga Informasi dan Komunikasi Pembangunan Solidaritas Angkatan 1966) dengan tegas menyatakan bahwa perusahaan National Oil Company (NOC) yang lahir sejak 10 Desember 1957 tinggal menunggu kehancuran.
“Pilihan Dirut Pertamina yang definitif yang bukan ahlinya, diyakini perusahaan Pertamina yang didirikan 61 tahun itu hanya tinggal menunggu kehancuran” katanya dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Jumat (3/8/2018).
Mungkin publik masih belum lupa ada isu aset Pertamina akan dijual hanya karena neraca keuangan korporasinya berdarah-darah. Pada realitanya, imbuh dia, justru Plt Dirut Pertamina Nicke yang berencana menjual sebagian aset, namun perseroan masih menunggu restu Pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN.
Dan surat Menteri BUMN yang beredar di ruang publik justru dimaksud jika Direksi Pertamina mau melakukan jual aset korporasinya, harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai UU Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007 (UU PT).
“Artinya, sudah ada niatan negatif Nicke untuk menjual sebagian aset Pertamina hanya karena untuk menstabilkan neraca keuangan korporasinya. Ini kan bukti betapa ringkihnya Nicke sebagai Plt Dirut Pertamina hanya karena adanya penugasan Pemerintah bahan bakar minyak (BBM) satu harga,” kecewa Teddy.
“Lalu dengan mudahnya Nicke ingin menjual sebagian aset perusahaan plat merah hanya karena untuk menanggulangi faktor kerugian yang timbul akibat harus memenuhi kebijakan keadilan sosial yang ditugasi oleh Pemerintah,” paparnya.
“Ini akan menjadi preseden buruk jika Nicke justru dipilih menjadi Dirut Pertamina,” pungkas Teddy.
Laporan: Irfan Murpratomo