KedaiPena.Com – Akademisi Universitas 17 Agustus (Untag) Jakarta, Fernando Emas mengakui, netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) sulit didapat jika para petahana kembali berkontestasi dalam pilkada.
Fernando begitu ia disapa menyoroti banyaknya ASN yang berkampanye hingga melakukan kampanye hitam di pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020 ini.
“Kalau petahana juga masih ikut berkompetisi tentu semakin sulit diharapkan netralitas ASN termasuk di Tangerang Selatan dimana Wakil Wali Kota Benyamin Daniel ikut berkompetisi dalam pilkada 9 Desember yang akan datang,” kata Fernando kepada KedaiPena.Com, Rabu, (11/11/2020).
Oleh sebab itu, lanjut Fernando, sudah seharusnya penyelenggara pemilu seperti Bawalus Tangsel melaksanakan tugasnya dalam mengawasi penyelenggaraan pilkada.
“Seharusnya menjadi tugas bersama pengawas pemilu, para pemantau pemilu, tim sukses dan masyarakat,” kata Fernando.
Nantinya, lanjut Fernando, bisa dengan memberikan reward kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang bisa membuktikan tidak netralnya ASN.
“Netralitas ASN menjadi persoalan hampir semua daerah saat pemilihan kepala daerah. Karena kepala daerah langsung bersentuhan pada ASN di daerahnya masing-masing. Apalagi Kepala Dinas memiliki kepentingan untuk mempertahankan posisinya atau ASN yang menginginkan suatu jabatan atau naik jabatan,” tandas Fernando.
Sebelumnya sejumlah ASN di Tangsel terlibat permasalahan netralitas. Mereka ialah, Lurah Saidun hingga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Taryono.
Laporan: Sulistyawan