KedaiPena.Com – Ketua DPP Perempuan Bangsa Siti Masrifah prihatin dengan fenomena rekrutmen keanggotaan ISIS yang merambah perempuan Indonesia. Pasalnya keterlibatan perempuan Indonesia dalam rencana teror yang digalang ISIS merupakan ancaman yang serius.
“Makanya sekarang, kita tau bahwa faktanya banyak perempuan yang direktrut jadi penganten (pelaku bom bunuh diri),” ujar Siti kepada wartawan di Jakarta, ditulis Kamis (29/12).‎
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKB ini mendesak kehadiran negara dalam membentengi perempuan Indonesia dari bujuk rayu kelompok-kelompok radikal.Â
“Pemerintah perlu merumuskan sistem penangkal terorisme untuk menjamin perempuan dari rekrutmen keanggotaan jaringan terorisme,” jelas dia.
Selain itu, dia mengungkapkan dalam kajian pihaknya, perempuan merupakan entitas yang termarjinalkan secara sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Perempuan, kata dia, selalu menjadi kelas kedua. Sehingga pencapaian akses kesejahteraan yang didapatkannya sangat minim. Â
“Makanya itu bisa juga terhadap perempuan yang dia tidak berdaya secara ekonomi kemudian dia akan diambil mereka (jaringan terorisme) untuk dijadikan jadi penganten (pelaku bom bunuh diri) dengan alasan ekonomi juga,” ungkapnya.
Sebelumnya, Densus 88 menangkap seorang perempuan bernama Dian Yulia Novi. Dian ditangkap dalam rencana aksi teror peledakan bom di depan Istana.Â
Dari penyelidikan polisi, ternyata Dian merupakan seorang mantan Tenaga Kerja Wanita yang pernah bekerja di luar negeri. Dalam rencana teror tersebut, Dian berperan sebagai calon penganten atau pelaku bom bunuh diri.
Seperti diketahui, Dian merupakan istri kedua dari salah satu perencana peledakan bom di depan Istana yang memiliki keterkaitan dengan jaringan Bahrun Naim. Bahrun Naim sendiri teridentifikasi sebagai salah satu komunikator jaringan teror di Indonesia dengan ISIS.
Laporan: Muhammad Hafidh
Foto: Ilustrasi Terorisme/Istimewa‎