KedaiPena. Com – Perairan Natuna kembali memanas. Ihwalnya ialah puluhan kapal nelayan Cina yang dikawal pasukan penjaga pantai dan kapal perang fregat berlayar di perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada 24 Desember 2019.
Pemerintah Indonesia pun tegas atas kedaulatan wilayah. Indonesia tidak akan mengakui kliam sembilan titik imajiner Tiongkok di Perairan Natuna, Kepulauan Riau.
“Tidak pernah akan mengakui nine dash line, klaim sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok yang tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum internasional, terutama UNCLOS 1982,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada awak media, ditulis, Sabtu (4/1/2020).
Retno melanjutkan, Tiongkok ialah negara yang menyetujui UNCLOS 1982. Otomatis Tiongkok berkewajiban menghormati implementasi UNCLOS 1982.
“Wilayah ZEE Indonesia telah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu melalui UNCLOS 1982,” tutur Retno.
Menhan Prabowo Tegaskan Ingin Berdamai
Menhan Prabowo mengaku pihaknya sedang berunding untuk mencari solusi terbaik untuk permasalahan ini.
“Kita tentunya gini, kita masing masing ada sikap. Kita harus cari satu solusi baik lah di ujungnya. Saya kira ada solusi baik,” ungkap Prabowo.
Prabowo mengungkapkan pemerintah pasti akan mencari cara paling damai untuk menyelesaikan masalah ini. Prabowo mengatakan bahwa Cina merupakan negara sahabat.
“Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun Cina negara sahabat,” tandas Ketum Gerindra ini.
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I terus melakukan pengawasan dan pengamanan laut Natuna Kepulauan Riau pasca masuknya nelayan Cina ke perairan Indonesia.
Dari hasil pengawasan, Pangkogabwilhan I Laksdya TNI Yudo Margono mengatakan, ada 30 kapal ikan asing yang terdeteksi masuk wilayah kedaulatan NKRI dengan dikawal 3 kapal Coast Guard Cina.
“Melalui udara tadi pagi kita telah pantau, ada 30 kapal ikan asing dengan dikawal 3 kapal pengawas mereka, dan mereka sengaja menghidupkan AIS mereka, ini ada apa?” kata Yudo saat memberikan pengarahan kepada para prajurit di Paslabuh, Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau.
Yudo menjelaskan, Kapal Republik Indonesia (KRI) dalam posisi siaga tempur untuk pengamanan laut Natuna. Sebanyak tiga kapal dikerahkan untuk mencegah pelanggaran kedaulatan di laut Natuna.
“Ada dua KRI kita kerahkan dan ditambah jadi tiga menyusul besok, ini kita lakukan karena ada pelanggaran kedaulatan di Laut Natuna,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh