KedaiPena.Com – Menko Maritim Rizal Ramli mengungkapkan sebuah visi besar terkait perairan Natuna, yakni menjadikannya sebagai pasar ikan terbesar di dunia setelah Tokyo.
“Kita ingin Natuna jadi pasar ikan terbesar kedua di dunia setelah Tokyo. Nanti kita bikin tempat lelang ikan di Natuna. Ini akan di fasilitasi oleh KKP. Nanti kami adakan rapat yang lebih teknis lagi terkait ini agar lebih bagus,†ungkap Menko dalam konfrensi pers Rapat Kordinasi optimalisasi ekononi Wilayah Natuna, di kantor KKP, Rabu (13/7).
Menurut Menko, untuk mewujudkan visi besar itu, yang akan dilakukan adalah mendorong tumbuh dan berkembangnya 2 BUMN, yakni Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Perinus).
“Kita juga ingin membesarkan dua BUMN kita, yaitu perindo dan perinus. Kita betul-betul ingin kapasitas tangkap nasional kita makin besar,†pungkas Menko.
Sebelumnya, Menko Rizal menuturkan, ‘perang’ melawan illegal fishing yang dilakukan KKP, TNI AL dan sejumlah instansi terkait di satu sisi dinilai telah berdampak baik. Dimana kapal-kapal asing yang kerap mencuri di perairan Indonesia akhirnya hilang. Namun disisi lain, kapasitas hasil tangkap sebaliknya menjadi kecil.
“Kita tidak ingin kembali ke rezim yang lama, sekadar panggil asing seperti dulu. Kita ingin tingkatkan kapasitas tangkap nasional,†kata Menko.
Maka dari itu, lanjut Menko, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memindahkan kapal-kapal lokal di atas 30 GT di utara Jawa, ke wilayah Natuna dan Arafura.
“Kita kasih mereka (nelayan) tangkapan yang gemuk, yaitu di Natuna. Ini akan meningkatkan kapasitas tangkap dari 9,3persen ke sekitar 40persen. Tahun depan kita akan tingkatkan lagi menjadi 70 hingga 80persen. Kita buat mereka nikmati hasil tangkap yang banyak. Mereka tidak usah bolak balik. Nanti mereka pulang kampung naik pesawat. Ikan yang mereka tangkap akan dijual di pusat pelelangan ikan di sana,†terang Menko.
Pernyataan senada diungkapkan Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja. Menurut ia, selain pengerahan kapal-kapal yang berasal dari Jawa untuk melakukan penangkapan ikan di wilayah Natuna, yang perlu dilakukan adalah penguatan budidaya sektor perikanan dan wisata bahari.
“Yang kedua adalah budidaya, komoditasnya adalah Napoleon, Kerapu, dan Rumput Laut. Kita akan letakkan pusat pelayanan terpadu. Kita siapkan one stop show di Pulau Sedanau.
Yang ketiga, kita akan bekerja sama dengan Kemenpar di Pulau Senoa. Kita kembangkan fasilitas untuk wisata bahari di sana untuk menjadikan pulau tersebut menjadi wisata yang premium,†pungkas Sjarief.
(Dom)