KedaiPena.Com – Sesungguhnya nasionalisme dan isu NKRI yang sering didengungkan itu esensinya adalah ada pada wilayah konservasi. Kalau konservasi terjaga maka nasionalisme akan terjaga.
Tetapi kalau konservasi rusak maka nasionalisme yang kerap didengungkan hanya menjadi isapan jempol belaka, dan NKRI serta wacana.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi IV DPR RI dengan pemangku kepentingan kegiatan konservasi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (13/9/2021).
“Karena dari konservasi itu lahirlah kehidupan dan kebudayaan yang melahirkan keanekaragaman. Orang Dayak akan tetap memiliki spirit dayaknya manakala hutan Borneo-nya terjaga. Tetapi orang Dayak kalau sudah kehilangan hutannya, berubah menjadi perkebunan, leluhurnya juga sudah tidak ada di situ. Upacaranya tidak akan sakral lagi, kekuatan dalam dirinya tidak akan hebat lagi. Panglimanya tidak akan lagi menjadi panglima yang hebat, karena wilayah hutan yang menjadi kekuatan magis spiritual dirinya hilang,” Dedi.
Dedi menyampaikan, hutan, gunung, sawah, lautan bukan hanya faktor-faktor ekologi, tetapi yang paling tinggi dari ekologi adalah faktor spiritualitas. Karena faktor spiritualitas hubungannya dengan nilai-nilai spiritual setiap manusia.
Ia menilai, sesungguhnya agama itu mengajarkan tentang kedamaian dalam hidup. Gunung, sawah, hamparan laut yang terjaga sesungguhnya mereka adalah makhluk yang mengajarkan kedamaian manusia.
“Oleh karenanya harus diawali dengan penataan tata ruang. Kehancuran konservasi akan menumbuhkan fundamentalisme. Ketika konservasi hilang, manusia tetap butuh kekuatan spiritual,” pungkas Dedi.
Laporan: Muhammad Hafidh