KedaiPena.Com – Pernyataan politikus PDIP Darmadi Durianto yang meminta agar Presiden Jokowi dapat melakukan reshuffle sejumlah menteri karena dianggap akan adanya kudeta merangkak telah menunjukkan elit politik yang sedang berkuasa mengalami ketidakpercayaan kepada mereka sendiri.
Hal tersebut disampaikan oleh Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun saat menanggapi polemik dari pernyataan Anggota Komisi VI DPR RI periode 2019-2024 tersebut.
“Narasi PDIP soal “kudeta merangkak” menunjukan dua hal penting. Pertama, menunjukan bahwa elit politik yang sedang berkuasa mengalami ketidakpercayaan (distrust) diantara mereka sendiri, saling tidak percaya. Sebab PDIP adalah partai penguasa yang memiliki suara dominan,” kata Ubed, Selasa, (27/10/2020).
Ubed melanjutkan, jika tiba-tiba PDIP bersuara minor dan bernada warning dan menyindir, itu menandakan adanya problem serius di lapisan elit politik.
Kedua, lanjut Ubed, pernyataan Politikus PDIP tersebut juga telah menunjukan mulai adanya antisipasi dari pihak PDIP soal kemungkinan terburuk rezim ini.
“Artinya jika “kudeta merangkak” itu benar terjadi maka PDIP siap mengantisipasi atau jaga-jaga kemungkinan perubahan politik yang bakal terjadi,” tegas Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels).
Sebelumnya, Politikus PDIP Darmadi Durianto mengingatkan, agar Jokowi agar mewaspadai para pembantunya di kabinet.
Menurut Darmadi, Jokowi harus hati-hati terhadap pemerintahannya karena ada kudeta merangkak.
“Sudah harus siapkan nama-nama pengganti menteri yang dianggap tidak loyal. Lebih baik diganti ketimbang menggerogoti dari dalam, bahkan bisa menelikung dengan cara mengambil alih kekuasaan di tengah jalan. Hati-hati kudeta merangkak. Ingat sejarah,” kata Darmadi Durianto, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (24/10/2020).
Laporan: Muhammad Hafidh