KedaiPena.Com – Pada Rampimnas Partai Demokrat, ada usaha Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mendekatkan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk “mendampingi” Jokowi.
Sepertinya Presiden Jokowi terkesan memberi angin, dengan meminta AHY berdiri mendampinginya memukul gong. Pertanyaannya apa AHY akan dijadikan cawapres Jokowi.
Namun, bagi pengamat politik Syafril Sofyan, hal itu sesuatu yang tidak mungkin. Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan menetapkan Jokowi sebagai capres pada 2019 dengan perhitungan jauh ke depan.
“Target 2024 sudah ada garis keturunan Soekarno kader PDIP yang sudah disiapkan sebagai estafet ikut pilpres 2024 berikutnya. Tentunya hal mustahil Mega/PDIP memberikan ruang kepada pewaris SBY,” kata aktivis pergerakan 77-78 itu di Jakarta, Senin (12/3/2018).
Itu pula yang menjelaskan adanya keinginan menetapkan JK kembali berpasangan dengan Jokowi bahkan ada juga wacana Prabowo diminta menjadi cawapres Jokowi, supaya pada tahun 2024 mereka sudah tua dan tidak lagi menjadi saingan bagi pewaris Bung Karno atau kader PDI Perjuangan lain.
Pertanyaan berikutnya jika AHY tidak mungkin jadi cawapres Jokowi, apakah mungkin Airlangga (Golkar), Muhaimin (PKB), Romi (PPP), Tengku Guru (Gubernur NTB), Gatot Nurmantyo (mantan Panglima TNI) atau Zulkifli Hasan (Ketua MPR), relatif masih usia muda (dibandingkan dengan JK) untuk dijadikan cawapres mendampingi Jokowi.
“Pada Pilpres 2014 Jusuf Kalla dipilih mendampingi Jokowi pada usia 72 tahun, terbukti sekarang JK tidak akan menjadi saingan bagi Jokowi pada pilpres 2019,” sambungnya.
“Pendapat saya semua kalkulasi politik dalam jangkauan 10 tahun ke depan sudah diperhitungkan secara matang bagi partai politik. Terutama PDI Perjuangan tidak akan mencetak lawan berat bagi kadernya dalam laga pilpres 2024 mendatang,” lanjut Sjafril.
Ia menduga, Megawati dan Jokowi sudah punya kesepakatan bulat, sehingga di awal Rakernas PDIP di Bali, Megawati langsung menyetujui mencalonkan kembali Jokowi sebagai capres 2019 setelah ketemu empat mata dulu di Jakarta dan siapa cawapres Jokowi.
“Adalah wajar jika yang dipersiapkan sebagai cawapres pendamping Jokowi adalah orang yang sangat setia sekaligus dipercaya oleh Megawati dengan tugas mempersiapkan jalan pada pemilu 2024 bagi kader PDI Perjuangan/pewaris Bung Karno,” Sjafril memaparkan.
“Salah satu misalnya Budi Gunawan atau yang lain yang dianggap tidak akan menjadi batu sandungan bagi munculnya kader muda PDIP pada pilpres 5 tahun mendatang.
Jadi untuk cawapres pendamping Jokowi sepertinya sudah closed,” papar dia.
Lalu, bagaimana dengan AHY. Putra sulung SBY itu dipredikao baru akan matang di tahun 2024. Sebabnya, karena AHY belum pernah berpengalaman di bidang pemerintah sipil, belum pernah jadi menteri ataupun belum menjadi gubernur, walikota atau bupati.
“Untuk itu, AHY perlu mencari/diberikan pengalaman terlebih dahulu dalam satu kementerian misalnya. Jika dipaksakan menjadi capres, sangat riskan bagi republik yang sangat besar ini dengan permasalahan yang sangat kompleks,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas