KedaiPena.Com – Kemarahan dan kekesalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengetahui mengetahui buruknya penanganan COVID-19 di Indonesia dikaitkan oleh banyak pihak sebagai signal untuk terjadinya reshuffle kabinet.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI dari fraksi PDIP, Rahmad Handoyo enggan membenarkan asumsi liar tersebut.
Menurutnya, reshuffle atau perombakan kabinet sepenuhnya menjadi hak preogatif orang nomor satu di Indonesia tersebut.
“Saya kira kalau soal pertanyaan (reshuffle) itu hak preogatif presiden,” kata Rahmad saat dikonfirmasi oleh KedaiPena.Com, Selasa, (1/12/2020).
Rahmad memandang, Presiden Jokowi tentu sudah mengetahui kinerja dari para menteri di kabinetnya.
“Presiden bisa menilai mana yang masih bagus, masih bisa dipertahankan dan yang masih perlu di tingkatkan. Karena itu semua hak preogatif presiden,” tandas Rahmad.
Diketahui,saat membuka Ratas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Senin (30/11/2020), Jokowi marah mengetahui penanganan COVID-19 di Indonesia memburuk.
Apalagi saat mengetahui kasus aktif nasional kini berada di angka 13,41 persen, lebih tinggi daripada pekan lalu yang hanya 12,78 persen meski masih di bawah rata-rata dunia.
Mengacu, data Satgas COVID-19 per 29 November 2020, kasus COVID-19 di Indonesia “tembus rekor“.
Angka kasus konfirmasi positif mencapai 6.267 kasus atau angka tertinggi sejak COVID-19 ditemukan di Indonesia.
Dalam data tersebut, ada 3 daerah dengan kasus tertinggi, yakni Jawa Tengah 2.036 kasus, Jakarta 1.431 kasus dan Jawa Timur 412 kasus. Dalam beberapa hari terakhir, Jakarta dan Jawa Tengah memang memberikan kontribusi kasus positif COVID-19.
Laporan: Muhammad Hafidh