KedaiPena.Com – Berkaca dari perolehan hasil pilkada 2020 hingga perolehan sejumlah survei di awal tahun 2021, Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto diprediksi terpuruk di pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai,
penurunan potensi keterpilihan Gerindra cukup berasalan.
“Membaca tren sepanjang tahun ini, memungkinkan Gerindra terpuruk di 2024,” kata Dedi kepada wartawan, Rabu, (6/1/2021).
Pasalnya, kata Dedi, mulai menurunya partai Gerindra di pilkada 2020 hingga survei bisa saja saling terkait dengan raibnya simpatisan Gerindra.
Selain itu, kata dia, dimungkinkan dengan pilihan Prabowo bergabung ke pemerintah. Bahkan, menyusulnya Sandiaga nemungkinkan Gerindra semakin ditinggal publik,
“Belum lagi kalkulasi pemilih afiliasi FPI yang semua dominan ke Gerindra,” kata Dedi.
Terlebih lagi, Dedi memandang, sokongan paling besar saat Pemilu 2019 dimungkinkan dari gerakan afiliasi 212, sementara hari ini Prabowo sama sekali tidak menunjukkan pembelaan.
“Terlebih tertangkapnya Edhy Prabowo, menambah panjang keterpurukan Gerindra,” ungkap Dedi.
Dedi mengatakan, Gerindra bisa saja mengubah haluan jika benar- benar ingin mempertahankan suara. Caranya, kluar dari koalisi pemerintah, dan meminpin oposisi.
“Keluar dari koalisi pemerintah, dan kembali fokus oposisi,” tandas Dedi.
Diketahui, dalam beberapa survei partai Gerindra mengalami penurunan. Seperti hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) terbaru yang menyoal pandangan masyarakat terhadap pemerintah dan sejumlah partai politik (Parpol) yang dilakukan, Sabtu, (2/1/2021).
Adapun Gerindra hanya diasumsikan menang oleh 6,6 persen responden. Partai besutan Menhan Prabowo ini hanya mengungguli PSI (4,2 persen), PAN (3,1 persen), PPP (2,9 persen) dan Hanura (1,6 persen).
Selain itu, temuan survei yang dilakukan Voxpopuli Research Center juga menunjukkan penurunan partai Gerindra. Dalam survei tersebut, Gerindra yang sebelumnya stabil di angka 14,1 persen (Juni 2020) dan 13,9 persen (Oktober 2020), merosot hanya tinggal 9,3 persen
Tidak hanya itu, partai besutan Prabowo Subianto itu tidak mampu berbicara banyak di dalam menyikapi hasil Pilkada serentak 2020. Termasuk di kantong-kantong suara berbasiskan massa Islam.
Hasil Pilkada serentak 2020 pun tidak berbaring lurus dengan perolehan suara Gerindra di saat Pilpres 2019. Sejumlah jagoan partai Gerindra di pilkada 2020 terpaksa tumbang.
Laporan: Muhammad Hafidh