KedaiPena.com – Walaupun telah ditepis, wacana mundurnya 15 menteri Kabinet Indonesia Maju makin menjadi bola liar pasca pemaksaan ugal-ugalan Gibran Rakabuming menjadi calon wakil presiden 2024. Cepat atau lambat, bisul itu segera pecah dan paslon boneka hancur berantakan.
Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi menyatakan kondisi istana saat ini tengah goyah dan dilanda ketidakpastian. Karena intervensi yang sangat kuat terhadap para menteri untuk memuluskan paslon capres tertentu.
“Suasana ini tampak nyata dari wajah-wajah para menteri usai rapat kabinet kemarin di Istana Negara,” kata Sutoyo, Sabtu (20/1/2024).
Sri Mulyani misalnya, sosok yang diisukan akan menarik diri dari kabinet, tak secara tegas menjawab pertanyaan wartawan. Bahkan ketika didesak soal perseteruan dengan Prabowo Subianto, menteri ekonomi terbaik di dunia itu hanya melempar senyum.
“Publik makin yakin bahwa Istana saat ini sedang berantakan dan diliputi ketidakpastian. Ibarat kapal akan tenggelam, kata Rocky (Gerung) maka tikus tikus berlompatan menyelamatkan diri,” ujarnya.
Ia menegaskan isu mundurnya para menteri sangat terkait dengan arah politik Jokowi dalam Pilpres 2024 dengan politik dinasti.
“Para menteri khususnya yang berasal dari kalangan profesional semakin muak dengan adanya intervensi politik yang dilakukan Jokowi di luar tugas pokok dan fungsinya sebagai presiden,” ujarnya lagi.
Sutoyo melihat politik curang terlalu vulgar dipertontonkan, sehingga berpotensi mengancam stabilitas kabinet dan beresiko hukum bagi para menteri yang dipaksa harus terlibat melalukan politik curang.
Dengan beban utang negara yang sangat besar Menkeu Sri Mulyani memiliki tanggung jawab dan resiko yang sangat besar. Maka ia saat ini sedang menimbang-nimbang apakah akan segera mundur atau tunggu momen yang tepat.
“Ini waktu yang tepat bagi Sri Mulyani dan menteri lainnya agar segera mundur. Karena pasca Pilpres 2024, pasti akan terjadi huru hara besar karena kecurangan yang hampir pasti akan terjadi,” kata Sutoyo lagi.
Menurutnya, mundur ramai-ramai seperti era Soeharto akan efektif.
“Lebih cepat mundur dari kabinet itu lebih baik,” ucapnya.
Sutoyo menyampaikan apa yang dilakukan ekonom senior Faisal Basri yang menyarankan menteri menteri berbasis teknokrat mundur, adalah ide yang menarik. Apalagi jika ditambah menteri dari PDIP, Nasdem, PKB, PPP segera mundur, maka hal itu suatu ide yang bagus untuk menyudahi ketidakpastian politik di internal pemerintah.
“Faisal memiliki pandangan politik yang cerdik dan rasional. Selama Jokowi masih berkuasa, maka jangan harap Pemilu akan berjalan jujur dan adil. Jalan keluarnya adalah Jokowi harus dimakzulkan agar Pemilu lebih bermartabat,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa