KedaiPena.Com- Aktivis politik Sulawesi Selatan (Sulsel) Muhammad Ramli Rahim (MRR) menilai dua puluh hari ke depan akan menjadi pembuktian sejauh mana daya tarik kandidat dan sebesar apa daya dorong parpol sehingga terbentuk konfigurasi kandidat di Pilgub Sulsel 2024.
“Artinya, bukan hanya kandidat yang belum memiliki rekomendasi yang perlu meningkatkan daya tarik, tapi mereka yang sudah punya rekomendasi pun masih harus meningkatkan daya tariknya dan memastikan daya dorong parpol pengusung tidak kendur,” ujar MRR, Minggu,(4/8/2024).
Menurut mantan Juru Bicara Anies Baswedan di Pilpres 2024 ini, koalisi pengusung Ramdhan Pomanto sangat rapuh, jika salah satu dari PPP, PDI dan PKB ini tertarik pada kandidat lain, maka pencalonan terancam batal. Terlebih dalam politik, tak ada kawan abadi karena yang abadi hanya kepentingan, bahkan masih terbuka ruang bagi mereka yang kartunya sudah mati untuk hidup kembali.
“Jangankan hanya rekomendasi apalagi hanya surat tugas, B1 KWK pun masih bisa bermasalah. Jika Parpol menerbitkan dua atau lebih B1 KWK maka keabsahannya akan kembali ke partai politik,” bebernya.
“Untuk itu, kandidat harus memastikan daya tariknya tetap terjaga terutama terkait manuver politik, pemenuhan janji-janji kepada parpol hingga potensi keterpilihan,” tandasnya.
Tidak hanya itu, lanjut MRR menilai, kandidat juga harus menjaga keadaan dimana menguat dan melemahnya daya dorong parpol dengan terus melakukan lobby politik. Khususnya mencermati konstalasi politik nasional yang bisa berubah secara mendadak.
“Ada adagium dalam politik sekarang “semua ditentukan langit dan langit tak peduli apa yang terjadi di bumi”. Konstalasi politik di level elite bisa berubah drastis dan mengguncang konstalasi di level daerah. Dukungan parpol bisa terdorong ke kandidat lain secara mendadak dan itu menjadi bagian dari kondisi politik kekinian,” tegas mantan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) itu.
Bagi MRR, situasi politik Pilgub Sulsel saat ini semakin menarik untuk dinantikan jelang pendaftaran pasangan calon di KPU. Apakah Ramdhan Pomanto yang santer dikabarkan berpasangan dengan Azhar Arsyad (Danny-Ashar) mampu mempertahankan tiga parpol utamanya, atau muncul calon baru nanti.
Ia memandang, justru yang terjadi adalah Andi Sudirman berpasangan Fatmawati (Andalan Hati) terpaksa melawan kotak kosong.
“Jika kemudian ternyata Andalan Hati terpaksa hanya melawan kotak kosong, maka itu bukan hanya karena daya tarik pasangan itu, tapi boleh jadi karena dorongan parpol untuk terus bertahan pada kandidat lain yang melemah,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Rafik